Senin, 19 September 2022

BAROMETER PALNG KAYA

 PALING  KAYA

Oleh : Drs. Ahmad  Yani


PENDAHULUAN

 

Siapakah orang yang paling kaya di dunia saat ini?

 

Berbagai jawaban sangat dianggap wajar karena barometer/Ukuran  kekayaan kebanyakan orang saat ini diukur dengan kekayaan harta/Materi  duniawi. Padahal, jika menggunakan Ukuran Syariat /Hukum dan Ajaran Islam, bukan merupakan hal yang mustahil bahwa kita pun berpeluang untuk menjadi kandidat orang paling “Kaya/Sugih”

 

UKURAN KAYA

 

Orang paling kaya, jika diukur dengan timbangan syariat/Hukum dan Ajaran Islam, adalah: orang yang paling  Qana'ah/Kaya Hati

 

Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan,

 

لَيْسَالْغِنَىعَنْكَثْرَةِالْعَرَضِ،وَلَكِنَّالْغِنَىغِنَىالنَّفْسِ

 

“Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati.”

(HR. Bukhari dan Muslim; dari Abu Hurairah)

 

KAYA HATI

 

Kaya Hati, atau sering diistilahkan dengan “Qana’ah“, artinya adalah ‘nrimo (menerima) dan rela dengan berapa pun yang diberikan oleh Allah Ta’ala.

 

Berapa pun rezeki yang didapatkan, dia tidak mengeluh. Mendapat rezeki banyak, bersyukur; mendapat rezeki sedikit, bersabar dan tidak mengumpat.

 

Qanaah itu harus dipahami dalam perspektif produktif. Qanaah itu setelah berikhtiar Sehingga, sehingga orang lalu tidak boleh duduk berpangku tangan saja karena Rasulullah menyatakan bahwa Allah tidak pernah melemparkan emas dan perak dari langit, ketika beliau menegur seorang sahabat yang hanya berdzikir saja dalam masjid.

 

Kalau bisa mengamalkan hal di atas, saat itulah kita bisa memiliki kans besar untuk menjadi orang terkaya di dunia.

Ujung-ujungnya, keberuntunganlah yang menanti kita, sebagaimana janji Sang Musthafa shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 

قَدْأَفْلَحَمَنْأَسْلَمَوَرُزِقَكَفَافًاوَقَنَّعَهُاللَّهُبِمَاآتَاهُ

“Beruntunglah orang yang berislam, dikaruniai rezeki yang cukup, dan dia dijadikan menerima apa pun yang dikaruniakan Allah (kepadanya).” (HR. Muslim; dari Abdullah bin ‘Amr)

 

MERASA CUKUP/QONAAH

 

Berdasarkan Uuran/barometer di atas, bisa jadi orang yang berpenghasilan dua puluh ribu sehari dikategorikan orang kaya, sedangkan orang yang berpenghasilan dua puluh juta sehari dikategorikan orang miskin.

Karena orang pertama merasa cukup dengan uang sedikit yang didapatkannya. Adapun orang kedua, dia terus merasa kurang walaupun uang yang didapatkannya sangat banyak.

 

Bagaimana mungkin orang yang berpenghasilan dua puluh ribu dianggap berkecukupan, padahal ia harus menafkahi istri dan anak-anaknya?

 

Karena keberkahan  yang Allah limpahkan dalam hartanya, juga karena ukuran kecukupan menurut Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagai berikut,

 

مَنْأَصْبَحَمِنْكُمْآمِنًافِيسِرْبِهِ،مُعَافًىفِيجَسَدِهِ،عِنْدَهُقُوتُيَوْمِهِ،فَكَأَنَّمَاحِيزَتْلَهُالدُّنْيَا

 “Barang siapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya.” 

(HR. Tirmidzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)

 

KESIMPULAN

 

-Dari Hadist diatas merupakan barometer /Ukuran orang   paling kaya :

 

1. Sehari-hari merasakan Perasaan Aman, Tentram/Sakinah Mawaddah Warohmah dalam Rumah.

2. Sehat Badan/Sehat jasmani dan Rohani

3. Memiliki Makanan Pada hari ini

 

-Karakter istimewa Allah rekam sebagai salah satu perangai para sahabat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, tatkala Dia menceritakan kondisi mereka yang fakir,

يَحْسَبُهُمُالْجَاهِلُأَغْنِيَاءمِنَالتَّعَفُّفِتَعْرِفُهُمبِسِيمَاهُمْلاَيَسْأَلُونَالنَّاسَإِلْحَافاً
“(Orang lain)–yang tidak tahu–menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya, karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (wahai Muhammad), mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta dengan cara mendesak kepada orang lain.” (QS. Al-Baqarah:273)

 

-Yakinlah bahwa rezeki hanyalah di tangan Allah dan yang kita dapatkan telah dicatat oleh Allah Ta’ala, serta tidak mungkin melebihi apa yang telah ditentukan-Nya, walaupun kita pontang-panting dalam bekerja.

Allah Ta’ala mengingatkan,


وَمَامِندَآبَّةٍفِيالأَرْضِإِلاَّعَلَىاللّهِرِزْقُهَا

“Tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin rezekinya oleh Allah.” (QS. Hud:6)

 

 -Hakikat tawakal dan korelasinya dengan ikhtiar, dalam sebuah perumpamaan yang sangat detail,


لَوْأَنَّكُمْكُنْتُمْتَوَكَّلُونَعَلَىاللَّهِحَقَّتَوَكُّلِهِلَرُزِقْتُمْكَمَايُرْزَقُالطَّيْرُتَغْدُوخِمَاصًاوَتَرُوحُبِطَانًا

“Andaikan kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, niscaya kalian akan mendapatkan rezeki sebagaimana burung memperoleh rezeki. Dia pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong, lalu pulang di sore harinya dalam keadaan perut kenyang.” (HR. Tirmidzi, dan beliau berkomentar bahwa hadis ini hasan sahih)

 

Semoga kita termasuk diantara orang yang paling kaya didunia ini, yaitu orang yang senantiasa dapat bersyukur dan selalu bersikap Qana'ah.

 

Wallahu Alam

PERBEDAAN : Sebuah Sikap Keragaman

PERBEDAAN : Sebuah Sikap Keragaman


 Pendahuluan

Allah SWT/Tuhan yang maha Esa menciptakan Berbagai macam hewan, tumbuhan, benda langit, sifat dan bentuk sehingga kita menikmati berbagai keragaman atau perbedaan  dengan sangat indah, begitu pula makhluqnya wabil khusus manusia /Al Insan

Pengertian :

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata perbedaan adalah beda. Arti lainnya dari perbedaan adalah selisih, sedangkan kata lain dari perbedaan adalah Antagonisme, diskrepansi, dismilaritas, disparitas, distingsi, divergensi, farak, kelainan, kontras, parak, pertikaian, selisih, variasi

2. Menurut Ajaran Islam : perbedaan adalah  sunatullah sejak awal penciptaan langit dan bumi. Termasuk juga perbedaan dalam hal berpendapat atau beropini, status sosial, perbedaan penentuan hukum dan lain-lain.

 

3. يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ  ١٣

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. al-Hujurat: 13)

4. (Q.S. Al-Hujurat: 13) dan (Q.S. Ar-Rum: 22) menjelaskan Firman Allah bahwa manusia diciptakan memiliki keragaman. Salah satu contoh keragaman tersebut adalah perbedaan jenis kelamin, perbedaan suku dan bangsa. Bahkan di dalam ayat lain Allah kembali menerangkan perbedaan atau keragaman dalam bahasa dan warna kulit,

Hikmah adanya Perbedaan

Hikmah adanya perbedaan :

1. manusia dianjurkan untuk saling mengetahui hal tersebut, saling mengenal satu sama lain, lalu memahami perbedaan dengan baik.

2. Saling belajar dan mempelajari. Karena sejatinya perbedaan adalah agar manusia semakin belajar dan meluaskan ilmu.

3. perbedaan sering disebut rahmat. Karena justru kehidupan lebih terlihat indah karena adanya keragaman. Bayangkan saja, jika Allah menciptakan semuanya sama. Maka kehidupan akan terlihat monoton. Dan tentunya, perbedaan bukan alasan untuk saling mencaci dan merendahkan satu sama lain.

 

Sikap Menghadapi  perbedaan

Utamakan persatuan dan tidak berpecah belah. Hal ini terdapat dalam firman-Nya surat Ali Imran ayat 103,

 

5. وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءٗ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنٗا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٖ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ  ١٠٣

Terjemah: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali Imran: 103)

Ayat diatas memberikan petunjuk agar dalam menghadapi perbedaan dalam hal apapun harus mengutamakan berpegang teguh pada tali persatuan dan mengingat nikmatnya yang pernah menyatukan manusia ketika masa perselisihan dan peperangan yang membuat manusia akhirnya bersaudara, saling mencintai, hidup rukun dan damai dengan datangnya Islam. Dan tali persatuan ini harus dipegang terus menerus sampai kapanpun, tidak terkecuali dalam hal perbedaan yang telah diciptakan Tuhan.

6. Inilah ajaran Islam yang sama sekali tidak memberi celah untuk bertengkar, saling menyalahkan dan saling mendiskriminasi hanya karena psebuah keragaman. Maka dengan ini menghasilkan suatu ungkapan “maslahat dan kerukunan umat lebih penting dari pada benar tetapi hanya pada diri sendiri saja”. Mari pahami perbedaan demi terwujudnya Islam yang Rahmatallill ‘alamin dan berbudaya wasatiyah. sering kita kenal dengan nama Modersi Beragama. 

Kesimpulan :

1. Arti kata perbedaan adalah “ Beda”. Arti lainnya dari perbedaan adalah selisih, sedangkan kata lain dari perbedaan adalah Antagonisme, diskrepansi, dismilaritas, disparitas, distingsi, divergensi, farak, kelainan, kontras, parak, pertikaian, selisih, variasi

2. Perbedaan adalah  sunatullah sejak awal penciptaan langit dan bumi. Termasuk juga perbedaan dalam hal berpendapat atau beropini, status sosial, perbedaan penentuan hukum dan lain-lain.

3. Hikmah adanya Perbedaan : untuk saling mengetahui Perbedaan tersebut, saling mengenal satu sama lain, lalu memahami perbedaan dengan baik, Saling belajar dan mempelajari, dan Rahmat karena adanya Keragaman bukan monoton.

4. Sikap Menghadapi perbedaan : Utamakan persatuan dan tidak berpecah belah. Hal ini terdapat dalam firman-Nya surat Ali Imran ayat 103,

5. Pahami perbedaan demi terwujudnya Islam yang Rahmatallill ‘alamin dan berbudaya wasatiyah. Sering disebut dengan Moderasi Beragama

 

Drs. Ahmad Yani

Email : ay13024gmail.com

FB, Youtube,. Instagram,

TIKTOK, Reel, Twitter