Naskah Reflektif
PENGUATAN KUALITAS
IBADAH BERBASIS BINAAN KHUSUS
MELALUI PROGRAM
SAKE SAIBAD
PADA WARGA
BINAAN
DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) KLAS II B
KECAMATAN KLUNGKUNG, KABUPATEN KLUNGKUNG
Oleh : Drs.
Ahmad Yani
I.
IDENTIFIKASI WILAYAH
Kabupaten Klungkung dikenal dengan julukan “ Bumi Serombotan” (
identitas kuliner khas bercirikan: Pedas
dan beragam sayuran) , berada di wilayah timur Provinsi Bali dengan ibu kotanya
Semarapura , mewilayahi empat kecamatan :
1.
Klungkung,
2.
Banjarangkan
3.
Dawan
4.
Nusa Penida.
(Kepulauan)
Kecamatan
Klungkung berada di
daratan pulau Bali dengan Luas Wilayah 29.050 Hektar, termasuk daerah subur pertanian,
sedangkan mata pencaharian penduduk bertani, beternak, pedagang dan pegawai..
Secara
geografis Kecamatan
Klungkung terletak di
daratan Pulau Bali dengan posisi Astronomis diantara
115021’28” – 115037’43” Bujur Timur dan 80027’37” –80049’00” Lintang Selatan dengan batas wilayah : sebelah Utara Karangasem, sebelah Timur
Kecamatan Dawan sebelah Selatan Selat
Badung dan disebelah barat Kecamatan Banjarangkan
Secara administrasi Tata Pemerintahan, Kecamatan
Klungkung terbagi menjadi :Dua belas(12) Desa, 6 kelurahan, 59 dusun/lingkungan 22 Desa Adat
(Desa Pakraman) dengan Jumlah
Penduduk 56.887 Jiwa (
Laki-laki 27.894 jiwa dan Perempuan
28.993 Jiwa) Sedangkan Jumlah Kepala Keluarga
18.962 orang.
No
|
Desa
|
Kalurahan
|
Dusun
/Ling
|
Desa
Adat
|
Kampung Muslim
|
Jumlah Penduduk
|
|||
Lk
|
Pr
|
Total
|
KK
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
|
1
|
12
|
6
|
59
|
22
|
3
|
27.894
|
28.993
|
56.887
|
18.962
|
Sumber BPS Klungkung 2016
Data Penganut Agama dan tempat Ibadah di Kecamatan Klungkung sebagai berikut :
No
|
Agama
|
J
u m l a h
|
|
Penganut
|
Tempat
Ibadah
|
||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Hindu
|
178.114 Jiwa
|
2.207 Buah
|
2
|
Islam
|
5.423 Jiwa
|
13 Buah
|
3
|
Budha
|
1.161 Jiwa
|
19 Buah
|
4
|
Kristen
protestan
|
373 Jiwa
|
1 Buah
|
5
|
Katolik
|
201
Jiwa
|
1 Buah
|
6
|
Kong
Hu Chu
|
-
|
-
|
Sumber BPS Klungkung 2016
Jadi Jumlah umat Islam di kecamatan Klungkung adalah 5 % { Terbesar kedua} dari jumlah total penduduk, walaupun dalam kondisi plural namun tetap hidup rukun saling hormat menghormati dan damai. Dari segi mata pencaharian umat Islam khusunya di desa Kampung Gelgel, Kampung Jawa dan Kampung Islam lebah adalah pedagang dan wirasawasta.
Menurut sejarah, terbentuknya Masyarakat Muslim Pertama
di Kecamatan Klungkung pada abad XIV lebih lanjut buku “ Sejarah
Masuknya Islam di Bali ” menuturkan
bahwa pada masa Raja Dalem Ketut
Ngelusir (Raja gelgel Pertama ketika beliau usai menghadiri pertemuan di
kerajaan Majapahit Pada Masa Raja Hayam Wuruk ) mengajak atau “Natad “ 40 Orang Islam dari jawa , diberikan tempat Bermukim di timur Istana (
+ 400 M) , kemudian dibantu mendirikan
bangunan rumah ibadah sederhana yang kini bernama Masjid Nurul Huda,
inilah cikal bakal Masyarakat
muslim Pertama di Kecamatan Klungkung
dan Provinsi
Bali pada Umumnya
sampai kini bernama Desa Kampung Gelgel, Selanjutnya berkembang
ke Kampung Lebah, kampung Kusamba, dan desa Kampung Toyapakeh (Nusa Penida), sedangkan
umat Islam yang di kampung Jawa, sebagian besar dari pendatang dari Jawa dan Madura.
2
|
Fotensi Ummat Islam di kecamatan
Klungkung sesudah enam abad dari
masuknya Islam mengalami perkembangan cukup lambat ,
kini terdapat tiga tempat
komunitas masyarakat muslim yang dinamakan kampung merupkan ciri khas
penyebutan dari saudara kita Hindu pada
Ummat Islam sedangkan Masyarakat Bali Komunitasnya di namakan Banjar.
Penduduk muslim dalam Komunitas Tiga Kampung dan diluar kampung dalam wilayah kecamatan klungkung berkembang
sebagaimana penulis susun
dalam monografi dengan data sebagai berikut :
Tabel : 1
Data Penduduk Muslim Perkampung
No
|
Nama
Kampung
|
Nama
Kepala
Kampung
|
Jumlah
Penduduk
|
Ket
|
|
Jiwa
|
KK
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
Jawa
|
Harun
|
1.750
|
575
|
|
2
|
Lebah
|
H, Hadi Sazani
|
1.300
|
540
|
|
3
|
Gelgel
|
Sahidin
|
850
|
300
|
Desa
|
4
|
Luar Perkampungan
|
-
|
430
|
110
|
Tersebar
|
Jumlah
|
5.423
|
1.525
|
Sumber
Monografi Potensi Wilayah Th 2016
Tabel : 2
Data Potensi Ummat Islam
No
|
Sarana
dan Prasarana
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Tempat
Ibadah
|
12
buah
|
5
Masjid dan 7 Musholla
|
2
|
Majlis
Taklim (MT)
|
41
buah
|
|
3
|
Pondok
Pesantren
|
8 buah
|
|
4
|
Diniyah
|
8 Buah
|
|
5
|
Lembaga
Ummat
|
13
Buah
|
|
6
|
Madrasah
|
3 Buah
|
|
7
|
Yayasan
Muslim
|
5 Buah
|
|
8
|
Panti
asuhan
|
2 Buah
|
|
9
|
Sekehe
kesenian Muslim
|
6 Buah
|
Dari uraian diatas penulis dapat menganalisis identifikasi wilayah Kecamatan Klungkung sebagai berikut : secara umum, Kecamatan Klungkung adalah sasaran Binaan tergolong wilayah perkotaan, padat penduduk, tingkat heterogenitas agama yang tinggi.
Dalam bidang sarana dan prasarana
peribadatan sudah cukup terpenuhi, juga lembaga sosial, budaya, keagamaan
terutama Islam relative banyak sehingga memudahkan pembentukan kelompok binaan, adapun
tingkat Pendidikan cukup tinggi sehingga dibutuhkan kegiatan Bimbingan atau
Penyuluhan (BP) bersifat pendalaman
Ajaran Islam. Dari segi mata pencaharian masyarakat, cukup heterogen dan
kondisi ekonomi cukup baik sehingga jadwal Bimbingan atau penyuluhan (BP) harus
menyesuaikan dengan alokasi kelonggaran waktu Masyarakat. Ummat Islam berasal dari dari berbagai suku
(Jawa, Madura, Bugis, Banjar, sasak dan minang) maka penyampaian Bimbingan atau Penyuluhan (BP)
disesuaikan dengan kultur masyarakat.
Kearifan lokal yang terbangun dari abad XIV ketika masuknya Islam
Pertama di Gelgel yaitu “Menyame Braya”
(Bersaudara) perlu dijunjung tinggi dan panggilan “Nyame Selam” (Saudara
Muslim) perlu dilestarikan dengan materi penyampaian bersifat keharmonisan, kedamaian dan
toleransi. Adapun pemahaman tentang Islam sangat beragam maka masalah
khilafiyah dihindarkan namun diarahkan untuk sama-sama menghargai perbedaan.
II, IDENTIFIKASI BINAAN KHUSUS
Hasil analisa dan identifikasi wilayah
kecamatan Klungkung diatas maka sasaran
kelompok binaan adalah daerah perkotaan ternasuk didalamnya Binaan Khusus.
Adapun Binaan khusus yang ada dikecamatan Klungkung
salah satunya adalah Penjara atau Rumah tahanan Negara (Rutan), Stigma kata “ Penjara” , adalah tempat
mengerikan, berjeruji, tertutup ,
dekelilingi oleh tembok tinggi dan
pejagaan sangat ketat,
penghuninyapun menyeramkan,
berpenampilan sangar, dan banyak kasus –kasus kejahatan yang berkaitan dengan hukum. Pada ahirnya penghuni penjara merasa sebagai sampah masyarakat, dikucilkan ,
dipandang sebelah mata.
Tabel : 3
Data
identifikasi RUTAN Klas II b Klungkung
No
|
Uraian
|
Keterangan
|
|
1
|
2
|
3
|
|
1
|
Nama Lembaga
|
Rutan Klas II b Klungkung
|
|
2
|
Nama Pimpinan
|
Renhard Ginting ,Amd, IP,SH, MH
|
Ka, Rutan
|
3
|
Jumlah Staf
|
37 Orang
|
|
4
|
Sejarah
|
Didirikan masa pemerintahan Belanda pada tanggal 20
September 1927 diatas tanah seluas 2.648 M2 terletak di Jantung kota
semarapura
|
|
5
|
Alamat dan lokasi
|
Jl.Mawar
No : 13 Semarapura Klungkung
|
Sebelah Masjid Agung Al-fatah Kp Jawa dan Lapangan puputan
|
6
|
Kondisi Bangunan
|
Jumlah kamar tahanan 14 (Empat Belas) kamar
|
Setiap kamar dihuni 5 (lima) sampai 7
(tujuh) orang
|
7
|
Jumlah Penghuni
|
penghuni sebanyak 102 (Seratus Dua) orang
warga binaan
|
Islam
39 Orang, Hindu 56 orang dan 7 orang beragama Kristen.
|
8
|
Fasilitas Tempat Ibadah
|
1 (Satu) buah Pura dan
1 (Satu) buah Musholla
|
Miftahul
Jannah (Kuncinya Surga)
|
Sumber ;
Wawancara dan Buku Profil Rutan klas II b Klungkun 2016
Tabel : 4
Data Kasus
Warga Binaan Yang Beragama Islam
No
|
Kasus
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Narkoba
|
24 Orang
|
21 Pria dan 3 Wanita ,diantaranya:
4 orang berasal dari Klungkung
|
2
|
Pembunuhan
|
1 Orang
|
Pria, 1 Org luar klungkung
|
3
|
Penganiyaan
|
2 Orang
|
Pria, 1 org dari Klungkung
|
4
|
Perjudian
|
9 Orang
|
Pria , Berasal dari Klungkung
|
5
|
Penipuan
|
2 Orang
|
Pria, 1 org dari Klungkung
|
6
|
Pencurian
|
1 Orang
|
Pria, Asal luar klungkung
|
5
|
Dari
data tersebut diatas maka Indentifikasi Klompok Sasaran atau Binaan
Khusus digambarkan secara umum Bahwa
Rumah tahanan (Rutan) Klas II b Klungkung sebagai wilayah Binaan tergolong
wilayah Khusus yang berada di perkotaan, padat penghunimya dan tingkat
heterogenitas agama yang cukup, dalam bidang sarana dan prasarana peribadatan
sudah cukup terpenuhi, juga sosial, budaya
yang Multi Kultur dan keagamaan
terutama Islam relative banyak sehingga dapat memudahkan pembentukan kelompok
binaan, sehingga dibutuhkan kegiatan Bimbingan atau Penyuluhan (BP) yang
bersifat Memotivasi , Pencerahan , penyadaran, ajakan, menggembirakan
untuk kembali ke Ajaran Islam. Adapun kegiatan Pembinaan
cukup padat dan terarah , terjadwal cukup baik sehingga jadwal Bimbingan atau
penyuluhan (BP) harus menyesuaikan dengan alokasi Waktu. Ummat Islam berasal
dari dari berbagai suku maka penyampaian BP disesuaikan dengan kultur .
Kearifan local yang terbangun dari abad XIV
ketika masuknya Islam Pertama di Gelgel
yaitu Menyame Braya (Bersaudara) perlu dijunjung tinggi dan panggilan
Nyame Selam (Saudara Muslim) perlu dilestarikan dengan materi penyampaian yang
bersifat keharmonisan, kedamaian dan toleransi. Adapun pemahaman tentang Islam
sangat beragam maka masalah khilafiyah dihindarkan namun diarahkan untuk
sama-sama menghargai perbedaan dan Permasalahan Hukum dan kejahatan jangan
disinggung dan disudutkan namun berikan
pengharapan dan keyakinan bahwa dirinya mampu dan bisa menjadi terbaik. Jadi
aspek pengamalan ibadah sebagai action kegiatan
Seiring
dengan berjalannya Kelompok binaan khusus ini maka Penyuluh Agama Islam
mencermati kegiatan pembelajaran Agama Islam kepada para warga binaan {WB}
berjalan dengan lambat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah Intensitas Pembelajaran yang minim, metode yang digunakan masih
konvensional, dan terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pembelajaran. sehingga
dinilai perlu adanya pemecahan masalah yang tepat agar Para warga binaan dapat
memahami dan menjalankan Syariat dan
Ajaran Agama Islam secara efektif dan efesien. Ditambah lagi proses komunitas berada di dalam Penjara adalah
melalui proses hukum yang menimbulkan banyak aspek permasalahan sehingga banyak
terjadi perselisihan rumah tangga bahkan perceraian. Apabila hal tersebut
terjadi, tentu Para warga binaan akan sangat rentan sekali untuk meninggalkan
ajaran Islam dan tidak meyakini Agama asalnya. Lalu bagaimanakah seharusnya
para warga binaan itu ditangani dalam rangka memperkuat keimanan dan ketakwaan
dalam Agama Islam?
Berdasarkan hal inilah, maka Rumah
Tahanan Negara Klas IIb Klungkung dipilih sebagai wilayah yang dijadikan
sasaran kegiatan Bina Narapidana dengan fokus penguatan Iman dan Takwa berbasis
Binaan Khusus melalui Program SAKESAIBAD oleh Penyuluh Agama Islam Kabupaten
Klungkung.
III,
PROGRAM SAKE SAIBAD (Satu Kegitan Satu
Ibadah )
A.
Profil Program Sake Saibad
Program SAKESAIBAD merupakan program
yang diselenggarakan guna memperkuat kualitas keagamaan para Narapidana atau
Warga Binaan dengan cara melakukan penyuluhan interaktif dengan focus
pengamalan ibadah dalam setiap kegiatan secara berkesinambungan melalui sistem bimbingan
dan Penyuluhan setiap seminggu duakali serta memonitor kegiatan keagamaan para
warga binaan selama mengikuti program SAKESAIBAD. Adapun rincian kegiatannya
sebagai berikut:
1.
Nama
Program
SAKE
SAIBAD (Satu Kegitan Satu Ibadah )
2.
Pelaksana
Program
Program
ini digagas dan dilaksanakan oleh POKJALUH (Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam
Fungsional) Kabupaten Klungkung yang terdiri dari :
Tabel : 5
Nama
Penggagas
NAMA
|
PENDIDIKAN
|
PANGKAT / GOLONGAN
|
WILAYAH BINAAN
|
|
Drs, Ahmad Yani
|
S1
|
Pembina/IVa
|
Kec.
Klungkung
|
|
H, Khairul Saleh, A,Ma
|
D2
|
Penata TK I/III d
|
Kec. Dawan
|
|
Hamdani,
S, Fil
|
S1
|
Penata/IIIc
|
Kec.
Nusa Penida
|
|
3.
Visi dan Misi Program
Visi :
Mewujudkan Narapidana dan warga binaan
yang berkualitas dalam keimanan dan ketaqwaan yang mendalam serta mengamalkan
melalui pemahaman Ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari hari
Misi :
a. Memfasilitasi
Penyelenggaraan Bimbingan/Penyuluhan dan pendidikan Agama islam
b. Memfasilitasi
Penyediaan sarana dan prasarana Ibadah
c.
4.
Tujuan
Program
1. Meningkatkan
Keimanan dan Ketakwaan para Narapidana dan warga binaan
2. Meningkatkan
pengamalan Ajaran Agama Islam
3. Meningkatkan
wawasan keagamaan para Narapidana dan warga binaan tentang Agama Islam
5.
Bentuk
program
Bimbingan
dan Penyuluhan pada program SAKESAIBAD rutin dilaksanakan dalam seminggu dua
kali dalam bentuk :
a. Menyelenggarakan
pendidikan agama dalam aspek Ibadah dengan pendekatan Rahmatan Lil alamin dan
interaktif
b. Menyelenggarakan
Pelatihan dasar tentang Ibadah secara global (bukan aspek perdebatan madzab)
c. Menyelenggarakan
pelatihan – pelatihan praktek ibadah dan tradisi dalam ajaran Islam
6.
Kelompok
sasaran
Kelompok
sasaran dalam program ini adalah kelompok Warga Binaan Rutan Klas Iib Klungkung
beranggotakan 39 Anggota.
7.
Tahapan
program
a. Pendataan
Anggota kelompok Warga Binaan Rutan Klas Iib Klungkung
b. Pengisian
Blangko Riwayat Keanggotaan
c. Sosialisasi
Program SAKESAIBAD
d. Membentuk
kelompok bimbingan yang terdiri dari 10 orang anggota yang salah satunya
ditunjuk menjadi ketua kelompok
8.
Sistem
Pembimbingan
Pembimbingan ini dilakukan selama satu jam secara intensif dan dilanjutkan dengan 30 menit sesi tanya jawab serta diskusi seputar materi yang disampaikan. Materi akan selalu ditindak lanjuti dengan metode demonstrasi/praktek pada kegiatan berikutnya di setiap Minggunya.
9.
Acara Bina
Narapidana/Wargabinaan pada Program SAKESAIBAD
a.
Pembukaan.
Meliputi
( Membaca Al Fatiha, Istigfar,
Syahadat, bersama-sama.)
b. Administrasi
berupa absensi kegiatan yang di koordinir oleh ketua kelompok masing – masing
c. Penyampaian materi keagamaan.
Terbagi tiga.
Pertama, Kegiatan
penyampaian materi keagamaan {Tiap Jum’at) dan keterampilan {Tiap Hari rabu) yang dilaksanakan pada minggu
pertama , kedua, Ketga setiap Bulan.
Kedua, Kegiatan
peribadahan seputar materi yang telah
disampaikan pada tiap Kegiatan.
Ketiga, Sistem Evaluasi yang selalu di
dilaksanakan pada minggu ke empat pada setiap Bulannya.
d. Sesi tanya jawab seputar materi yang
disampaikan
e. Penutup. membaca doa
penutup majlis dan tahmid.
10.
Prinsip Klompok
Binaan Khusus
a. Belajar
sungguh – sungguh, disiplin dan pantang menyerah
b. Beribadah
kepada Allah SWT dengan diawali memahaminya
c.
Tidak
Pernah Malu untuk bertanya
Tabel : 6
11.
Jadwal
Program
No
|
Kegiatan
|
Minggu
Ke
|
Tema
|
Ket
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
1
|
Survey, Pendataan Napi/WB dan
Pengisian Blangko Riwayat Keanggotaan
|
||||
2
|
Sosialisasi Program dan Persamaan
Persepsi Anggota
|
||||
3
|
Kegiatan Pra SAKESAIBAD
|
||||
4
|
Bimbingan SAKESAIBAD Bulan Maret 2015
|
1
|
Ibadah
|
||
2
|
Shalat
|
||||
3
|
Praktek Shalat
|
||||
4
|
Evaluasi Shalat
|
||||
5
|
Bimbingan SAKESIBAD Bulan April 2015
|
5
|
Sholat Sunnah
|
||
6
|
Sholat Sunnah
|
||||
7
|
Praktek
|
||||
8
|
Praktek Sholat Sunnah
|
||||
Dst
|
dst
|
|
IV,
PELAKSANAAN PROGRAM SAKESAIBAD
Pelaksanaan Program SAKESAIBAD pada
Napi/WB {Warga Binaan) Rutan Klungkung
Sesuai
dengan penjelasan didepan, bahwa dengan berbagai pertimbangan dan koordinasi
maka lokasi yang akan dijadikan sasaran bimbingan dan penyuluhan melalui
program SAKESAIBAD adalah di Rumah Tahanan Klas II b Klungkung Kegiatan dimulai
sejak bulan Maret tahun 2015 sampai dengan sekarang. Peningkatan kualitas
keimanan dan ketakwaan para Napi/Wargabinaan cukup signifikan dinilai dari aspek
pengetahuan dan kerajinan dalam melaksanakan Ibadah. Pelaksanaan dari program
ini akan kami ilustrasikan sebagai berikut:
a.
Survei,
Pendataan Napi/WB dan Pengisian Blangko Riwayat Keanggotaan
Untuk
lebih efektif dan efesien kegiatan ini maka terlebih dahulu Penyuluh Agama
Islam mensurvei Lokasi Kelompok Binaan Khusus, dilanjutkan dengan melakukan pendataan,
dan pengisian blangko riwayat Masuk pada Rutan Klungkung. Hal ini menjadi
penting dikarenakan untuk menjadi ukuran dan gambaran tentang sejauh mana Permasalahan
kadar keilmuan Agama Islam para Anggota. Dari hasil tersebut barulah dapat
disimpulkan dan didiskusikan bagaimana langkah dan strategi yang dilakukan
untuk menerapkan program SAKESAIBAD ini.
Dari
pendataan awal didapatkan hasil yang kurang memuaskan, dimana hanya terdapat 19
Napi/WB aktif yang menghadiri Kegiatan rutinan tersebut. Pendataan kemudian
dilanjutkan dengan melakukan pendataan dan Wawancara Fice to Fice pada Napi/WB dan
melakukan identifikasi wilayah secara global. Dan dari pendataan tersebut
didapatkan hasil bahwa sebagian Napi/WB merasa bosan dengan pengajian yang
didominasi dengan metode ceramah dan materi yang memojokkan serta narasumber
itu – itu saja, lalu sebagian lagi merasa malas karena tidak ada manfaat bagi
dirinya,
Setelah pendataan selesai, POKJALUH lalu
mengumumkan tentang jadwal sosialisasi dan pelaksanaan program SAKESAIBAD
Penyuluh Agama Islam Kabupaten Klungkung.
b.
Sosialisasi
c. Pelaksanaan Pra-SAKESAIBAD
Kegiatan Pra-SAKESAIBAD ini adalah
melakukan pembagian kelompok yang terdiri dari 10 orang dan salah satunya
diangkat sebagai Ketua Kelompok.
Pembagian kelompok ini berdasarkan dari beberapa aspek seperti tingkat
keilmuan, latar belakang, dan lain sebagainya.
Metode pembagian anggota menjadi
kelompok – kelompok kecil ini sangat membantu Penyuluh Agama Islam dalam upaya
percepatan pemahaman materi yang disampaikan guna mensukseskan program Satu Kegiatan Satu Ibadah ini.
d.
Pelaksanaan Program SAKESAIBAD
Pelaksanaan Program SAKESAIBAD ini
pertama kalinya dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2015 dan selanjutnya rutin
dilaksanakan setiap seminggu dua Kali dengan pemateri Penyuluh Agama fungsional
secara bergantian. Penyusunan jadwal Materi dilaksanakan dengan cara Musyawarah
POKJALUH yang diawali dengan materi Keagamaan yang sangat prinsip seperti Rukun Islam yaitu Tata cara Shalat, Membayar Zakat,
Puasa di Bulan Ramadhan dan Pergi Haji ke Baitullah kemudian dilanjutkan dengan
Rukun Iman dimana mempelajari Sifat – Sifat Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari
qiamat dan Ketetapan dari Allah dengan cara member motivasi, Mencerahkan,
solusi, menggembirakan dan tidak menyerang atau memeojokkan Napi/WB akibat
permasalahanya .
Setelah materi tersebut dilaksanakan,
barulah materi yang bersifat penunjang Agama Islam dan keterampilan seperti
Jenis Najis dan Cara Menghilangkannya, Macam – Macam Air, Shalat Sunnah, Puasa Sunnah, keterampilan menulis
serta membuat Kaligrafi dan lain sebagainya.Yang membedakan Program Bimbingan
SAKEIBAD ini dengan Program lainnya adalah penggunaan metode demonstrasi yang sangat
dominan dari pada metode ceramah sehingga lebih memudahkan Para Mu’allaf dalam
memahami dan mengingatnya serta keterampilan menulis Kaligrafi yang dikaitkan
dengan materi, hal ini membuat keasyikan serta ada hasil untuk bekal ketika
keluar dari Rutan .
Disamping itu pula keunggulan SAKESAIBAD
ini adalah :
1.
Penggunaan Informasi dan Teknologi
berupa LCD, Proyektor, Jaringan Internet dan Lain - lain
2.
3. Adanya tuntutan tentang durasi waktu untuk bisa menjadi dorongan tersendiri bagi para Napi/WB untuk lebih bersungguh – sungguh dalam belajar
4.
Penyuluh Agama Islam Menyelenggarakan
Pelayanan Ibadah Sebulan penuh di bulan Ramadhan Baik Sholat tarawih, Tadarus
dan pelaksanaan sholat 2 hari raya {Idul
Fithri dan adha} serta membantu
pelaksanaan Qurban
5.
Penyuluh Agama Islam juga mendatangkan
Narasumber – Narasumber yang kompeten di Bidangnya baik dari unsur MUI, Toga
dan Thomas untuk membantu para Napi/WB Belajar lebih Efektif dan Efesien.
6.
Pelatihan Komprehensif. Tidak hanya
teori, dan Praktek disetiap kegiatan tetapi membimbing untuk lebih dekat/
Taqqarub ilallah dalam menguatkan untuk menjadi lebih baik
7.
Adanya Evaluasi pada Minggu terakhir
setiap Bulan tentang materi yang telah dijelaskan. Evaluasi ini berupa kelompok
tertentu secara bergiliran mempresentasikan dan mengimplementasikan tentang
materi yang sama dan diikuti oleh sesi tanya jawab dari kelompok lainnya dibawah
arahan Penyuluh Agama Islam
V, EVALUASI
Semua proses kegiatan pada Binaan Khusus
Rutan Klas IIb Klungkung ini secara keseluruhan dapat kategorikan baik. Sistem
evaluasi dilakukan pada setiap minggu ke empat di setiap bulannya. Evaluasi
secara bulanan ini dengan maksud mengontrol seluruh proses pembelajaran
sehingga sesuai dengan visi dan misi
program SAKESAIBAD.
1.
Mekanisme Evaluasi
Mekanisme evaluasi dilaksanakan di
setiap minggu terakhir setiap Bulan berupa penyampaian pemahaman para Napi/WB
kepada seluruh anggota kelompok dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dibawah
arahan dan bimbingan Penyuluh Agama Islam.
Setelah selesai kegiatan evaluasi ini
kemudian ditindaklanjuti dan
didiskusikan bersama oleh POKJALUH tentang taraf kepahaman dan Pelaksanaan
Ibadah melalui laporan dari Seluruh Penyuluh Agama Islam Baik Yang PNS maupun
Non-PNS yang telah ditunjuk untuk membimbing kelompok – kelompok kecil pada Binaan
Khusus Rutan Klas IIb Klungkung
2.
Kendala yang dihadapi
Dari hasil beberapa evaluasi yang telah
didiskusikan bersama maka kendala yang muncul dalam program SAKESAIBAD ini
adalah :
1. Penyuluh
Agama Islam Sebagai Narasumber
a. Taraf Penyampaian materi keagamaan Penyuluh
Agama Islam masih beragam. Sehingga ada penyuluh yang masih cenderung
menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi Keagamaan.
b. Penyuluh
Agama Islam masih belum seluruhnya memanfaatkan teknologi Informasi dalam
menyampaikan Materi Keagamaan seperti LCD, Proyektor dan Lain – Lain sebagainya
c.
Buku penunjang Materi Keagamaan yang
masih sangat minim
2. Anggota
Kelompok Binaan Khusus
a. Intensitas
Narasumber Toga dan Tomas dalam penyuluhan masih minim sedangkan tuntutan untuk
bisa dalam mengisi jadwal yang ditetapkan terasa berat bagi sebagian Narasumber.
b. Sikap
Kritisme Napi/WB yang belum tumbuh dengan merata sehingga kebanyakan Napi/WB
hanya menerima apa yang disampaikan dan cenderung tidak mengembangkan
pengetahuannya dengan mengajukan pertanyaan
c. Terdapat
beberapa materi yang bersifat kompleks sehingga membutuhkan waktu lebih dari
satu bulan untuk menguasainya seperti contoh sebelum memahami Materi Shalat
maka harus memahami dahulu materi Wudhu, sebelum memahami Materi Wudhu maka
harus memahami dahulu Materi Macam – Macam Air dan Najis serta lain sebagainya.
3. Saran
dan tindak Lanjut
Berdasarkan evaluasi sementara terhadap
pelaksanaan programini, maka dapat disampaikan saran sekaligus tindak lanjut
sebagai berikut:
1. Program
ini perlu diperkuat dalam faktor saran dan prasarana meliputi Buku – Buku
Penunjang pemberdayaan Mu’allaf, LCD, Proyektor Dll
2. Program
ini sama sekali tidak memiliki anggaran sehingga kebutuhan Mendatangan pemateri
yang profesional dalam bidang tertentu sering kali diambil berasal dari Iuran
POKJALUH Kabupaten Klungkung
3. Program
ini harus mendapat dukungan yang kuat dari Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat
setempat guna memotivasi para Napi/WB untuk memahami materi Keagamaan
Setelah
anggota Binaan khusus ini { Napi/WB ) dianggap cukup dalam penguasaan Materi,
Maka rencana kedepan adalah Program ini berlanjut ke Kelompok – Kelompok
Lainnya di – Kabupaten Klungkung.
Demikian Tulisan
Reflektif Penguatan Kualitas Ibadah Berbasis Binaan
Khusus melalui Program Sake Saibad pada Warga binaan di rumah Tahanan Negara( Rutan ) Klas II b Klungkung, Kecamatan Klungkung,
Provinsi Bali, dengan harapan semoga dapat diterima sebagai
persyaratan Lomba dan semoga ada manfaatnya, Aamiin.
Semarapura,
11 juli 2017
Peserta
Drs. Ahmad Yani
NIP. 19650723 199503 1 001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar