Selasa, 11 Juli 2017

Naskah Reflektif PROGRAM SAKE SAIBAD

Naskah  Reflektif
PENGUATAN KUALITAS IBADAH BERBASIS  BINAAN KHUSUS
MELALUI PROGRAM  SAKE SAIBAD
PADA  WARGA BINAAN 
DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) KLAS II B 
KECAMATAN KLUNGKUNG, KABUPATEN KLUNGKUNG 
PROVINSI BALI





Oleh : Drs. Ahmad Yani


I.                IDENTIFIKASI WILAYAH

Kabupaten Klungkung  dikenal dengan julukan “ Bumi Serombotan” ( identitas  kuliner khas bercirikan: Pedas dan beragam sayuran) , berada   di wilayah timur Provinsi Bali dengan ibu kotanya  Semarapura , mewilayahi  empat kecamatan  : 
1.      Klungkung,
2.      Banjarangkan
3.      Dawan 
4.      Nusa Penida. (Kepulauan)
Kecamatan Klungkung berada di daratan pulau Bali dengan Luas  Wilayah  29.050 Hektar, termasuk daerah  subur pertanian, sedangkan mata pencaharian penduduk bertani, beternak, pedagang dan pegawai..
Secara geografis Kecamatan Klungkung terletak di daratan Pulau Bali dengan posisi  Astronomis  diantara 115021’28” – 115037’43” Bujur Timur dan 80027’37” –80049’00” Lintang Selatan  dengan batas wilayah :  sebelah Utara Karangasem, sebelah Timur Kecamatan Dawan  sebelah Selatan Selat Badung dan disebelah barat Kecamatan Banjarangkan
Secara administrasi Tata Pemerintahan,  Kecamatan  Klungkung  terbagi menjadi :Dua belas(12) Desa, 6 kelurahan, 59 dusun/lingkungan 22 Desa Adat (Desa Pakraman) dengan Jumlah Penduduk  56.887 Jiwa ( Laki-laki  27.894 jiwa dan Perempuan 28.993 Jiwa) Sedangkan Jumlah Kepala Keluarga  18.962 orang.

Kecamatan Klungkung terdiri dari 6 kelurahan (Dua Perkampungan Muslim Berada di wilayah  Kalurahan : Kampung Lebah dan Kampung Jawa) dan Salah satu Desa Muslim adalah Desa Kampung Gelgel, untuk lebih jelas kami tampilkan Tabel Sebagai berikut :


No
 Desa

Kalurahan


Dusun
/Ling

Desa
Adat

Kampung Muslim

Jumlah  Penduduk
Lk
Pr
Total
KK
1
2
3
4
5
6
7
8

9

1


12

6

59

22

3

27.894

28.993

56.887

18.962










Sumber BPS Klungkung 2016

Data Penganut Agama dan tempat Ibadah  di Kecamatan  Klungkung sebagai berikut : 


No

Agama
J u m l a h
Penganut
Tempat Ibadah
1
2
3
4
1
Hindu
178.114 Jiwa
2.207 Buah
2
Islam
    5.423 Jiwa
     13 Buah
3
Budha
   1.161 Jiwa
     19 Buah
4
Kristen protestan
      373 Jiwa
       1 Buah
5
Katolik
      201 Jiwa
       1 Buah
6
Kong Hu Chu
-
-
Sumber BPS Klungkung 2016

Jadi  Jumlah umat Islam di kecamatan  Klungkung adalah 5 % { Terbesar kedua} dari jumlah total penduduk,  walaupun dalam kondisi  plural  namun tetap hidup rukun saling hormat menghormati dan damai. Dari segi  mata pencaharian umat Islam khusunya di desa Kampung Gelgel, Kampung Jawa dan Kampung Islam lebah adalah pedagang dan wirasawasta.

Menurut sejarah,  terbentuknya Masyarakat Muslim  Pertama  di Kecamatan Klungkung  pada abad  XIV  lebih lanjut  buku “ Sejarah  Masuknya Islam di Bali ” menuturkan  bahwa  pada masa Raja Dalem Ketut Ngelusir (Raja gelgel Pertama ketika beliau usai menghadiri pertemuan di kerajaan Majapahit Pada Masa Raja Hayam Wuruk ) mengajak atau  “Natad “ 40 Orang Islam dari jawa ,    diberikan tempat Bermukim di timur Istana ( + 400 M) ,  kemudian dibantu mendirikan bangunan    rumah ibadah sederhana  yang kini bernama Masjid Nurul Huda,   inilah  cikal bakal Masyarakat muslim  Pertama  di Kecamatan   Klungkung     dan   Provinsi   Bali    pada     Umumnya     sampai   kini bernama  Desa Kampung Gelgel, Selanjutnya berkembang ke Kampung Lebah, kampung Kusamba, dan desa Kampung Toyapakeh (Nusa Penida), sedangkan umat Islam yang di kampung Jawa, sebagian besar dari pendatang  dari Jawa dan Madura.

2
Dari Aspek Da’wah Menurut  Buku  “Babad Dalem”  (dirilis 28 April 2015) Pendakwah pertama adalah Kyai Moder, Siti Fatimah dan Kyai Jalil  Ketika  mengajak Raja Masuk Islam  pada waktu itu Raja Watu Renggong memerintah  (Th. 1480-1550 M) , beliu adalah anak Dalem Ketut Ngelusir, pada saat itu  kerajaan Gelgel mencapai masa keemasan , Namun Misi Dakwah itu gagal  karena kuatnya keyakinan raja dan Dhanghyang Nirata Pendeta Agama Hindu yang terkenal dengan sebutan  Danghyang Dwijendra atau bhatara sakti Bahu rawuh , Menurut Buku “Dwijendra Tatwa” beliau berasal dari jawa merupakan guru spiritual  sang raja sekaligus melang-lang buwana sampai ke Pulau Lombok  bahkan beliu yang menciptakan Waktu Telu, namun demikian Agama Islam tetap hidup rukun, damai dan Harmonis berdampingan dengan ummat hindu sampai sekarang.
Fotensi Ummat Islam di kecamatan Klungkung  sesudah enam abad dari masuknya Islam mengalami  perkembangan  cukup lambat ,  kini terdapat tiga tempat  komunitas masyarakat muslim yang dinamakan kampung merupkan ciri khas penyebutan dari saudara kita Hindu  pada Ummat Islam sedangkan Masyarakat Bali Komunitasnya di namakan Banjar.
Penduduk muslim dalam Komunitas   Tiga Kampung dan diluar kampung  dalam wilayah kecamatan klungkung  berkembang  sebagaimana penulis susun  dalam  monografi  dengan data sebagai berikut  :
Tabel : 1
Data Penduduk Muslim Perkampung

No

Nama Kampung
Nama
Kepala Kampung
Jumlah Penduduk

Ket
Jiwa
KK
1
2
3
4
5
6
1
Jawa
Harun
1.750
575

2
Lebah
H, Hadi Sazani
1.300
540

3
Gelgel
Sahidin
850
300
Desa
4
Luar Perkampungan
-
430
110
Tersebar

Jumlah
5.423
1.525

                  Sumber Monografi Potensi Wilayah Th 2016

Tabel : 2
Data Potensi Ummat Islam
  No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
Keterangan

1
2
3
4
1
Tempat Ibadah
12 buah
5 Masjid dan 7 Musholla
2
Majlis Taklim (MT)
41 buah

3
Pondok Pesantren
  8 buah 

4
Diniyah
  8 Buah

5
Lembaga Ummat
13 Buah

6
Madrasah
  3 Buah

7
Yayasan Muslim
  5 Buah

8
Panti asuhan
  2 Buah

9
Sekehe kesenian Muslim
  6 Buah


Dari uraian diatas  penulis dapat menganalisis  identifikasi wilayah Kecamatan Klungkung sebagai berikut :  secara umum,   Kecamatan Klungkung adalah  sasaran Binaan tergolong wilayah perkotaan, padat penduduk,  tingkat heterogenitas agama yang tinggi.
                  Sumber Monografi Potensi Wilayah Th 2016

Dalam bidang sarana dan prasarana peribadatan sudah cukup terpenuhi, juga lembaga sosial, budaya, keagamaan terutama Islam relative banyak sehingga  memudahkan pembentukan kelompok binaan, adapun tingkat Pendidikan cukup tinggi sehingga dibutuhkan kegiatan Bimbingan atau Penyuluhan (BP)  bersifat pendalaman Ajaran Islam. Dari segi mata pencaharian masyarakat, cukup heterogen dan kondisi ekonomi cukup baik sehingga jadwal Bimbingan atau penyuluhan (BP) harus menyesuaikan dengan alokasi kelonggaran waktu Masyarakat.  Ummat Islam berasal dari dari berbagai suku (Jawa, Madura, Bugis, Banjar, sasak dan minang)  maka penyampaian Bimbingan atau Penyuluhan (BP) disesuaikan dengan kultur masyarakat.  Kearifan lokal yang terbangun dari abad XIV ketika masuknya Islam Pertama di Gelgel  yaitu “Menyame Braya” (Bersaudara) perlu dijunjung tinggi dan panggilan “Nyame Selam” (Saudara Muslim) perlu dilestarikan dengan materi penyampaian  bersifat keharmonisan, kedamaian dan toleransi. Adapun pemahaman tentang Islam sangat beragam maka masalah khilafiyah dihindarkan namun diarahkan untuk sama-sama menghargai perbedaan.

II, IDENTIFIKASI BINAAN KHUSUS 
                                                            
Hasil analisa dan identifikasi wilayah kecamatan Klungkung  diatas maka sasaran kelompok binaan adalah daerah perkotaan ternasuk didalamnya Binaan Khusus.
Adapun Binaan khusus yang ada dikecamatan Klungkung salah satunya adalah Penjara atau Rumah tahanan Negara (Rutan), Stigma  kata “ Penjara” ,  adalah tempat mengerikan,  berjeruji, tertutup , dekelilingi oleh tembok  tinggi dan pejagaan  sangat ketat, penghuninyapun  menyeramkan, berpenampilan sangar, dan banyak kasus –kasus kejahatan  yang berkaitan dengan  hukum. Pada ahirnya penghuni penjara merasa  sebagai sampah masyarakat, dikucilkan , dipandang sebelah mata.

Tabel : 3
Sementara penghuni penjara (disebut Warga Binaan) merasakan  sebagai sampah masyarakat, dikucilkan , dipandang sebelah mata , salah satu lontaran mereka “ Mumpung sudah di cap  jelek sekalian saja menjadi jelek” ,  Inilah  fakta dan simpulan penulis selama Tujuh  Tahun membina  Penghuni Penjara (Rutan Klungkung) bahwa  warga binaan sangat merasakan  dirinya paling jelek , tidak ada harapan lagi untuk menjadi baik,  terpinggirkan dan dipandang sebelah mata, dalam pikiran penulis   siapa  memberi pencerahan, meluruskan, menuntun, menasehati, memberi motivasi untuk menjadi baik ? , Bukankah Warga binaan itu adalah  Ummat Islam ? ,  inilah tempat dan area dakwah (Bimbingan/Penyuluhan)dan satu kenyataanya bahwa tidak semua pendakwah berani berdakwah di penjara. Memang sasaran dakwah khusus karena penghuninya khusus, inilah tantangannya. sebab itu  penulis megangkat salah satu Kelompok Binaan tetap di Rutan Klas II b Klungkung sebagai latar belakang disamping memenuhi salah satu persyaratan dalam penilaian pemilihan Penyuluh agama Islam Teladan tingkat Provinsi Bali  tahun 2017.
Data identifikasi RUTAN Klas II b Klungkung
No

Uraian
Keterangan
1
2
3
1
Nama Lembaga
Rutan Klas II b Klungkung

2
Nama Pimpinan
Renhard Ginting ,Amd, IP,SH, MH
Ka, Rutan
3
Jumlah Staf
37 Orang 

4
Sejarah
Didirikan  masa pemerintahan Belanda pada tanggal 20 September 1927 diatas tanah seluas 2.648 M2 terletak di Jantung kota semarapura

5
Alamat dan lokasi
Jl.Mawar  No :  13 Semarapura Klungkung
Sebelah Masjid Agung  Al-fatah Kp Jawa dan Lapangan puputan
6
Kondisi Bangunan
 Jumlah kamar tahanan  14 (Empat Belas) kamar
Setiap kamar dihuni 5 (lima) sampai 7 (tujuh) orang
7
Jumlah Penghuni
penghuni sebanyak 102 (Seratus Dua) orang warga binaan
Islam 39 Orang, Hindu 56 orang dan  7 orang beragama Kristen.
8
Fasilitas Tempat Ibadah
1 (Satu)  buah  Pura  dan 1 (Satu)  buah  Musholla 
Miftahul Jannah (Kuncinya Surga)
Sumber ; Wawancara dan Buku Profil Rutan klas II b Klungkun 2016
Tabel : 4
Data Kasus Warga Binaan Yang Beragama Islam
No
Kasus
Jumlah
Keterangan

1
2
3
4
1
Narkoba
24 Orang
21 Pria dan 3 Wanita ,diantaranya: 4 orang berasal dari Klungkung
2
Pembunuhan
1 Orang
Pria, 1 Org  luar klungkung
3
Penganiyaan
2 Orang
Pria, 1 org dari Klungkung
4
Perjudian
9 Orang
Pria , Berasal dari Klungkung
5
Penipuan
2 Orang
Pria, 1 org dari Klungkung
6
Pencurian
1 Orang
Pria, Asal luar klungkung

5
Sumber ; Wawancara dan Buku Profil Rutan klas II b Klungkun 2016
Dari  data tersebut diatas maka Indentifikasi Klompok Sasaran atau Binaan Khusus  digambarkan secara umum Bahwa Rumah tahanan (Rutan) Klas II b Klungkung sebagai wilayah Binaan tergolong wilayah Khusus yang berada di perkotaan, padat penghunimya dan tingkat heterogenitas agama yang cukup, dalam bidang sarana dan prasarana peribadatan sudah cukup terpenuhi, juga sosial, budaya  yang Multi Kultur dan  keagamaan terutama Islam relative banyak sehingga dapat memudahkan pembentukan kelompok binaan, sehingga dibutuhkan kegiatan Bimbingan atau Penyuluhan (BP) yang bersifat Memotivasi , Pencerahan , penyadaran, ajakan, menggembirakan untuk  kembali  ke Ajaran Islam. Adapun kegiatan Pembinaan cukup padat dan terarah , terjadwal cukup baik sehingga jadwal Bimbingan atau penyuluhan (BP) harus menyesuaikan dengan alokasi Waktu. Ummat Islam berasal dari dari berbagai suku maka penyampaian BP disesuaikan dengan kultur .
Kearifan local yang terbangun dari abad XIV ketika masuknya Islam Pertama di Gelgel  yaitu Menyame Braya (Bersaudara) perlu dijunjung tinggi dan panggilan Nyame Selam (Saudara Muslim) perlu dilestarikan dengan materi penyampaian yang bersifat keharmonisan, kedamaian dan toleransi. Adapun pemahaman tentang Islam sangat beragam maka masalah khilafiyah dihindarkan namun diarahkan untuk sama-sama menghargai perbedaan dan Permasalahan Hukum dan kejahatan jangan disinggung dan disudutkan  namun berikan pengharapan dan keyakinan bahwa dirinya mampu dan bisa menjadi terbaik. Jadi aspek pengamalan ibadah sebagai action kegiatan
Seiring dengan berjalannya Kelompok binaan khusus ini maka Penyuluh Agama Islam mencermati kegiatan pembelajaran Agama Islam kepada para warga binaan {WB} berjalan dengan lambat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah Intensitas Pembelajaran yang minim, metode yang digunakan masih konvensional, dan terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pembelajaran. sehingga dinilai perlu adanya pemecahan masalah yang tepat agar Para warga binaan dapat memahami dan menjalankan  Syariat dan Ajaran Agama Islam secara efektif dan efesien. Ditambah lagi  proses komunitas berada di dalam Penjara adalah melalui proses hukum yang menimbulkan banyak aspek permasalahan sehingga banyak terjadi perselisihan rumah tangga bahkan perceraian. Apabila hal tersebut terjadi, tentu Para warga binaan akan sangat rentan sekali untuk meninggalkan ajaran Islam dan tidak meyakini Agama asalnya. Lalu bagaimanakah seharusnya para warga binaan itu ditangani dalam rangka memperkuat keimanan dan ketakwaan dalam Agama Islam?
Berdasarkan hal inilah, maka Rumah Tahanan Negara Klas IIb Klungkung dipilih sebagai wilayah yang dijadikan sasaran kegiatan Bina Narapidana dengan fokus penguatan Iman dan Takwa berbasis Binaan Khusus melalui Program SAKESAIBAD oleh Penyuluh Agama Islam Kabupaten Klungkung.


 

III,  PROGRAM SAKE SAIBAD (Satu Kegitan Satu Ibadah )

A.           Profil Program Sake Saibad

Program SAKESAIBAD merupakan program yang diselenggarakan guna memperkuat kualitas keagamaan para Narapidana atau Warga Binaan dengan cara melakukan penyuluhan interaktif dengan focus pengamalan ibadah dalam setiap kegiatan  secara berkesinambungan melalui sistem bimbingan dan Penyuluhan setiap seminggu duakali serta memonitor kegiatan keagamaan para warga binaan selama mengikuti program SAKESAIBAD. Adapun rincian kegiatannya sebagai berikut:

1.             Nama Program
SAKE SAIBAD (Satu Kegitan Satu Ibadah )

2.             Pelaksana Program
Program ini digagas dan dilaksanakan oleh POKJALUH (Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam Fungsional) Kabupaten Klungkung yang terdiri dari :

Tabel : 5
Nama Penggagas

NAMA
PENDIDIKAN
PANGKAT / GOLONGAN
WILAYAH BINAAN

  Drs, Ahmad Yani
S1
Pembina/IVa
Kec. Klungkung

H, Khairul Saleh, A,Ma
D2
Penata TK I/III d
Kec. Dawan

Hamdani, S, Fil
S1
Penata/IIIc
Kec. Nusa Penida






3.            Visi dan Misi Program

                   Visi :
Mewujudkan Narapidana dan warga binaan yang berkualitas dalam keimanan dan ketaqwaan yang mendalam serta mengamalkan melalui pemahaman Ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari hari

                   Misi :
a.  Memfasilitasi Penyelenggaraan Bimbingan/Penyuluhan dan pendidikan Agama  islam
b.   Memfasilitasi Penyediaan sarana dan prasarana Ibadah
c.

 
  Memfasilitasi Penyediaan Buku – buku Penunjang Agama Islam
4.            Tujuan Program
1.   Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan para Narapidana dan warga binaan
2.   Meningkatkan pengamalan Ajaran Agama Islam
3.   Meningkatkan wawasan keagamaan para Narapidana dan warga binaan tentang Agama Islam

5.                     Bentuk program

Bimbingan dan Penyuluhan pada program SAKESAIBAD rutin dilaksanakan dalam seminggu dua kali dalam bentuk :
a. Menyelenggarakan pendidikan agama dalam aspek Ibadah dengan pendekatan Rahmatan Lil alamin dan interaktif
b. Menyelenggarakan Pelatihan dasar tentang Ibadah secara global (bukan aspek perdebatan madzab)
c.   Menyelenggarakan pelatihan – pelatihan praktek ibadah dan tradisi dalam ajaran Islam

6.                     Kelompok sasaran

Kelompok sasaran dalam program ini adalah kelompok Warga Binaan Rutan Klas Iib Klungkung beranggotakan 39  Anggota.

7.                     Tahapan program
a.    Pendataan Anggota kelompok Warga Binaan Rutan Klas Iib Klungkung
b.   Pengisian Blangko Riwayat Keanggotaan
c.    Sosialisasi Program SAKESAIBAD
d.   Membentuk kelompok bimbingan yang terdiri dari 10 orang anggota yang salah satunya ditunjuk menjadi ketua kelompok

8.             Sistem Pembimbingan


Pembimbingan ini dilakukan selama satu jam secara intensif dan dilanjutkan dengan 30 menit sesi tanya jawab serta diskusi seputar materi yang disampaikan. Materi akan selalu ditindak lanjuti dengan metode demonstrasi/praktek pada kegiatan berikutnya di setiap Minggunya.
Pembimbingan yang dilakukan oleh Penyuluh Agama Islam Kabupaten Klungkung pada Kelompok kelompok Warga Binaan Rutan Klas II b Klungkung dalam program SAKESAIBAD yang dilakukan seminggu duakali di semua kelompok kecil yang telah dibentuk. Disetiap kegiatan SAKESAIBAD, masing - masing kelompok didampingi oleh seorang Penyuluh Agama Islam Kabupaten Klungkung baik penyuluh PNS maupun Penyuluh Non-PNS tentang materi tertentu kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab seputar materi yang baru saja disampaikan lalu dipraktekkan dibawah Bimbingan Penyuluh Agama Islam sesuai dengan kelompoknya masing - masing.

9.             Acara Bina Narapidana/Wargabinaan pada Program SAKESAIBAD
a.      Pembukaan.
      Meliputi ( Membaca Al Fatiha, Istigfar, Syahadat, bersama-sama.)
b.      Administrasi berupa absensi kegiatan yang di koordinir oleh ketua kelompok masing – masing
c.       Penyampaian materi keagamaan. Terbagi tiga.
Pertama, Kegiatan penyampaian materi keagamaan {Tiap Jum’at) dan keterampilan {Tiap Hari rabu) yang dilaksanakan pada minggu pertama , kedua, Ketga  setiap Bulan.
Kedua, Kegiatan  peribadahan seputar materi yang telah disampaikan pada tiap Kegiatan.
Ketiga, Sistem Evaluasi yang selalu di dilaksanakan pada minggu ke empat pada setiap Bulannya.
d.      Sesi tanya jawab seputar materi yang disampaikan
e.       Penutup. membaca doa penutup majlis dan tahmid.

10.         Prinsip Klompok Binaan Khusus
a.       Belajar sungguh – sungguh, disiplin dan pantang menyerah
b.      Beribadah kepada Allah SWT dengan diawali memahaminya
c.       Tidak Pernah Malu untuk bertanya

Tabel : 6
11.                                                                                                                        Jadwal Program
No
Kegiatan
Minggu Ke
      Tema
    Ket
1
2
3
4
5
1
Survey, Pendataan Napi/WB dan Pengisian Blangko Riwayat Keanggotaan



2
Sosialisasi Program dan Persamaan Persepsi Anggota



3
Kegiatan Pra SAKESAIBAD



4


Bimbingan SAKESAIBAD Bulan Maret 2015
1
Ibadah

2
Shalat

3
Praktek Shalat

4
Evaluasi Shalat

5
Bimbingan SAKESIBAD Bulan  April 2015
5
Sholat Sunnah

6
Sholat Sunnah

7
Praktek

8
Praktek Sholat Sunnah



Dst
dst

9


IV, PELAKSANAAN PROGRAM SAKESAIBAD

       Pelaksanaan Program SAKESAIBAD pada Napi/WB {Warga Binaan) Rutan Klungkung

Sesuai dengan penjelasan didepan, bahwa dengan berbagai pertimbangan dan koordinasi maka lokasi yang akan dijadikan sasaran bimbingan dan penyuluhan melalui program SAKESAIBAD adalah di Rumah Tahanan Klas II b Klungkung Kegiatan dimulai sejak bulan Maret tahun 2015 sampai dengan sekarang. Peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan para Napi/Wargabinaan  cukup signifikan dinilai dari aspek pengetahuan dan kerajinan dalam melaksanakan Ibadah. Pelaksanaan dari program ini akan kami ilustrasikan sebagai berikut:

a.                   Survei, Pendataan Napi/WB dan Pengisian Blangko Riwayat Keanggotaan

Untuk lebih efektif dan efesien kegiatan ini maka terlebih dahulu Penyuluh Agama Islam mensurvei Lokasi Kelompok Binaan Khusus, dilanjutkan dengan melakukan pendataan, dan pengisian blangko riwayat Masuk pada Rutan Klungkung. Hal ini menjadi penting dikarenakan untuk menjadi ukuran dan gambaran tentang sejauh mana Permasalahan kadar keilmuan Agama Islam para Anggota. Dari hasil tersebut barulah dapat disimpulkan dan didiskusikan bagaimana langkah dan strategi yang dilakukan untuk menerapkan program SAKESAIBAD ini.

Dari pendataan awal didapatkan hasil yang kurang memuaskan, dimana hanya terdapat 19 Napi/WB aktif yang menghadiri Kegiatan rutinan tersebut. Pendataan kemudian dilanjutkan dengan melakukan pendataan dan Wawancara Fice to Fice pada Napi/WB dan melakukan identifikasi wilayah secara global. Dan dari pendataan tersebut didapatkan hasil bahwa sebagian Napi/WB merasa bosan dengan pengajian yang didominasi dengan metode ceramah dan materi yang memojokkan serta narasumber itu – itu saja, lalu sebagian lagi merasa malas karena tidak ada manfaat bagi dirinya,
Setelah pendataan selesai, POKJALUH lalu mengumumkan tentang jadwal sosialisasi dan pelaksanaan program SAKESAIBAD Penyuluh Agama Islam Kabupaten Klungkung.

b.                  Sosialisasi


c.                  
Pelaksanaan Pra-SAKESAIBAD
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2015 diikuti oleh para Napi/WB, Ka Rutan {Bp, Mulyoko) beserta staf. Sosialisasi ini berupa penyampaian materi seputar program, indikator keberhasilan dan yang paling penting adalah penyamaan persepsi seluruh anggota untuk bersama sama belajar secara sungguh – sungguh serta tidak malu untuk bertanya mengenai hal – hal yang belum dipahaminya.

Kegiatan Pra-SAKESAIBAD ini adalah melakukan pembagian kelompok yang terdiri dari 10 orang dan salah satunya diangkat sebagai  Ketua Kelompok. Pembagian kelompok ini berdasarkan dari beberapa aspek seperti tingkat keilmuan, latar belakang, dan lain sebagainya.
Metode pembagian anggota menjadi kelompok – kelompok kecil ini sangat membantu Penyuluh Agama Islam dalam upaya percepatan pemahaman materi yang disampaikan guna mensukseskan program Satu Kegiatan Satu Ibadah ini.

d.                  Pelaksanaan Program SAKESAIBAD

Pelaksanaan Program SAKESAIBAD ini pertama kalinya dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2015 dan selanjutnya rutin dilaksanakan setiap seminggu dua Kali dengan pemateri Penyuluh Agama fungsional secara bergantian. Penyusunan jadwal Materi dilaksanakan dengan cara Musyawarah POKJALUH yang diawali dengan materi Keagamaan yang sangat prinsip seperti Rukun Islam yaitu Tata cara Shalat, Membayar Zakat, Puasa di Bulan Ramadhan dan Pergi Haji ke Baitullah kemudian dilanjutkan dengan Rukun Iman dimana mempelajari Sifat – Sifat Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari qiamat dan Ketetapan dari Allah dengan cara member motivasi, Mencerahkan, solusi, menggembirakan dan tidak menyerang atau memeojokkan Napi/WB akibat permasalahanya .

Setelah materi tersebut dilaksanakan, barulah materi yang bersifat penunjang Agama Islam dan keterampilan seperti Jenis Najis dan Cara Menghilangkannya, Macam – Macam Air, Shalat  Sunnah, Puasa Sunnah, keterampilan menulis serta membuat Kaligrafi dan lain sebagainya.Yang membedakan Program Bimbingan SAKEIBAD ini dengan Program lainnya adalah penggunaan metode demonstrasi yang sangat dominan dari pada metode ceramah sehingga lebih memudahkan Para Mu’allaf dalam memahami dan mengingatnya serta keterampilan menulis Kaligrafi yang dikaitkan dengan materi, hal ini membuat keasyikan serta ada hasil untuk bekal ketika keluar dari Rutan .

Disamping itu pula keunggulan SAKESAIBAD ini adalah :

1.                  Penggunaan Informasi dan Teknologi berupa LCD, Proyektor, Jaringan Internet dan Lain - lain
2.                 

3.                 
Adanya tuntutan tentang durasi waktu untuk bisa menjadi dorongan tersendiri bagi para Napi/WB untuk lebih bersungguh – sungguh dalam belajar
Penyuluh Agama Islam disamping melakukan bimbingan juga berlaku sebagai Motivator sehingga seluruh anggota merasa termotivasi untuk bisa.
4.                  Penyuluh Agama Islam Menyelenggarakan Pelayanan Ibadah Sebulan penuh di bulan Ramadhan Baik Sholat tarawih, Tadarus dan pelaksanaan sholat  2 hari raya {Idul Fithri dan adha}  serta membantu pelaksanaan Qurban
5.                  Penyuluh Agama Islam juga mendatangkan Narasumber – Narasumber yang kompeten di Bidangnya baik dari unsur MUI, Toga dan Thomas untuk membantu para Napi/WB Belajar lebih Efektif dan Efesien.
6.                  Pelatihan Komprehensif. Tidak hanya teori, dan Praktek disetiap kegiatan tetapi membimbing untuk lebih dekat/ Taqqarub ilallah dalam menguatkan untuk menjadi lebih baik
7.                  Adanya Evaluasi pada Minggu terakhir setiap Bulan tentang materi yang telah dijelaskan. Evaluasi ini berupa kelompok tertentu secara bergiliran mempresentasikan dan mengimplementasikan tentang materi yang sama dan diikuti oleh sesi tanya jawab dari kelompok lainnya dibawah arahan Penyuluh Agama Islam


V,  EVALUASI

Semua proses kegiatan pada Binaan Khusus Rutan Klas IIb Klungkung ini secara keseluruhan dapat kategorikan baik. Sistem evaluasi dilakukan pada setiap minggu ke empat di setiap bulannya. Evaluasi secara bulanan ini dengan maksud mengontrol seluruh proses pembelajaran sehingga sesuai dengan  visi dan misi program SAKESAIBAD.

1.                  Mekanisme Evaluasi

Mekanisme evaluasi dilaksanakan di setiap minggu terakhir setiap Bulan berupa penyampaian pemahaman para Napi/WB kepada seluruh anggota kelompok dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dibawah arahan dan bimbingan Penyuluh Agama Islam.

Setelah selesai kegiatan evaluasi ini kemudian ditindaklanjuti dan  didiskusikan bersama oleh POKJALUH tentang taraf kepahaman dan Pelaksanaan Ibadah melalui laporan dari Seluruh Penyuluh Agama Islam Baik Yang PNS maupun Non-PNS yang telah ditunjuk untuk membimbing kelompok – kelompok kecil pada Binaan Khusus Rutan Klas IIb Klungkung


 
  


2.                  Kendala yang dihadapi

Dari hasil beberapa evaluasi yang telah didiskusikan bersama maka kendala yang muncul dalam program SAKESAIBAD ini adalah :
1.      Penyuluh Agama Islam Sebagai Narasumber
a.        Taraf Penyampaian materi keagamaan Penyuluh Agama Islam masih beragam. Sehingga ada penyuluh yang masih cenderung menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi Keagamaan.
b.      Penyuluh Agama Islam masih belum seluruhnya memanfaatkan teknologi Informasi dalam menyampaikan Materi Keagamaan seperti LCD, Proyektor dan Lain – Lain sebagainya
c.                   Buku penunjang Materi Keagamaan yang masih sangat minim

2.      Anggota Kelompok Binaan Khusus
a.       Intensitas Narasumber Toga dan Tomas dalam penyuluhan masih minim sedangkan tuntutan untuk bisa dalam mengisi jadwal yang ditetapkan terasa berat bagi sebagian Narasumber.
b.      Sikap Kritisme Napi/WB yang belum tumbuh dengan merata sehingga kebanyakan Napi/WB hanya menerima apa yang disampaikan dan cenderung tidak mengembangkan pengetahuannya dengan mengajukan pertanyaan
c.       Terdapat beberapa materi yang bersifat kompleks sehingga membutuhkan waktu lebih dari satu bulan untuk menguasainya seperti contoh sebelum memahami Materi Shalat maka harus memahami dahulu materi Wudhu, sebelum memahami Materi Wudhu maka harus memahami dahulu Materi Macam – Macam Air dan Najis serta lain sebagainya.

3.      Saran dan tindak Lanjut
Berdasarkan evaluasi sementara terhadap pelaksanaan programini, maka dapat disampaikan saran sekaligus tindak lanjut sebagai berikut:
1.   Program ini perlu diperkuat dalam faktor saran dan prasarana meliputi Buku – Buku Penunjang pemberdayaan Mu’allaf, LCD, Proyektor Dll
2.   Program ini sama sekali tidak memiliki anggaran sehingga kebutuhan Mendatangan pemateri yang profesional dalam bidang tertentu sering kali diambil berasal dari Iuran POKJALUH Kabupaten Klungkung
3.   Program ini harus mendapat dukungan yang kuat dari Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat setempat guna memotivasi para Napi/WB untuk memahami materi Keagamaan

 
Setelah anggota Binaan khusus ini { Napi/WB ) dianggap cukup dalam penguasaan Materi, Maka rencana kedepan adalah Program ini berlanjut ke Kelompok – Kelompok Lainnya di – Kabupaten Klungkung.

Demikian Tulisan Reflektif  Penguatan Kualitas Ibadah Berbasis Binaan Khusus melalui Program Sake Saibad pada Warga binaan di rumah Tahanan Negara( Rutan ) Klas II b Klungkung, Kecamatan Klungkung, Provinsi Bali, dengan harapan semoga dapat diterima sebagai persyaratan Lomba dan semoga ada manfaatnya, Aamiin.

Semarapura, 11 juli  2017
Peserta


Drs. Ahmad  Yani

NIP. 19650723 199503 1 001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar