Jumat, 24 November 2017

Klungkung Dalam google eart

https://earth.app.goo.gl/8LkZ https://earth.google.com/web/search/jl+Gajah+mada+no+%3a+72+Semarapura+Klungkung/@-8.5315705,115.13139869,136.22420583a,8057.28634588d,35y,-0h,0t,0r/data=CpIBGmgSYgolMHgyZGQyM2E1OTMzZWRlYzgzOjB4OTQ3ZDBkNzI1MTE2ZjlmNxl51iQuthMhwCGv311478dcQConS2FudG9yIEtlbWVudGVyaWFuIEFnYW1hIEthYi4gS2x1bmdrdW5nGAIgASImCiQJ0mjARkQMIcARC0d7hXMnIcAZ4dCkGBLcXEAhNot8euzYXEA

tari masal rejang renteng semarapura festival 3 28 april 2017

festival semarapura 3 dirgahayu kota semarapura 25 hut puputan klungkung...

explore Kertagosa : Klungkung - Semarapura , BALI

profile Kanwil Kemenag DKI Jakarta

VIDEO PROFIL KEMENAG KOTA BANDUNG 2016

Profile Kanwil Lengkap

I Nyoman Arya - Profil Kementerian Agama Kabupaten Badung

Kamis, 16 November 2017

SIKAP DAN PRILAKU TERGESA-GESA

SIKAP DAN PRILAKU TERGESA-GESA
Oleh : Drs. Ahmad Yani PENGERTIAN : Menurut KBBI : ge•sa, ber•ge•sa-ge•sa v 1.lekas-lekas; 2.Tergopoh-gopoh; 3. terburu-buru: -meng•ge•sa v : menyuruh supaya melakukan sesuatu secara cepat; -meng•ge•sa-ge•sa•kan v :menyegerakan supaya cepat selesai dan sebagainya; -ter•ge•sa-ge•sa a bergesa-gesa; -ke•ter•ge•sa-ge•sa•an n :dalamhal tergesa-gesa; keadaan tergesa-gesa: Tergesa-gesa dalam bahasa Arab adalah isti’jal, ‘ajalah, dan tasarru’. Yang keseluruhannya memiliki makna yang sama. Dan lawan kata dari isti’jal adalah anaah dan tatsabbut. Yang artinya adalah pelan-pelan, dan tidak terburu-buru. Al-QUR’AN DAN HADIST TENTANG TERGESA-GESA : Al-Qur’an 1. Sifat manusia Tergesa ( Isro' ayat 11). وَيَدۡعُ ٱلۡإِنسَٰنُ بِٱلشَّرِّ دُعَآءَهُۥ بِٱلۡخَيۡرِۖ وَكَانَ ٱلۡإِنسَٰنُ عَجُولٗا ١١ Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa( QS. Isro' ayat 11). 2. Larangan tergesa membaca Qur'an ( Al Qiyamah 16-19) لَا تُحَرِّكۡ بِهِۦ لِسَانَكَ لِتَعۡجَلَ بِهِۦٓ ١٦ إِنَّ عَلَيۡنَا جَمۡعَهُۥ وَقُرۡءَانَهُۥ ١٧ فَإِذَا قَرَأۡنَٰهُ فَٱتَّبِعۡ قُرۡءَانَهُۥ ١٨ ثُمَّ إِنَّ عَلَيۡنَا بَيَانَهُۥ ١٩ 16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya 17. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya 18. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu 19. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya ( Al Qiyamah 16-19) Hadist : إن فيك لخصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة “Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sabar dan tidak tergesa-gesa.”(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih) BAHASAN : Faktor penyebab manusia melakukan Ketergesaan adalah kekhawatiran, dan sedikitnya kesabaran. Akibatnya mencelakakan diri sendiri dan hilangnya Nalar sehat. Prilaku tsb dalam masyarakat dicela ,Dalam ajaran Islam dilarang , itu semua mencerminkan Perilaku tak terpuji ( Akhlaq tak terpuji) A. TERGESA-GESA ADALAH PENYAKIT MANUSIA Tergesa-gesa adalah penyakit manusia. Oleh karena itu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan dalam hadits-nya bahwa ketergesa-gesaan berasal dari setan. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : التَّأَنِّي مِنَ اللهِ، وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ Tidak tergesa-gesa/ketenangan datangnya dari Allâh, sedangkan tergesa-gesa datangnya dari setan.[5] Inilah hukum asal dari tergesa-gesa. Semuanya berasal dari bisikan setan. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita menghindarinya kecuali pada perkara yang dibenarkan oleh syariat, seperti: disunnahkan untuk menyegerakan berbuka puasa ketika sudah masuk waktu Maghrib, menyegerakan untuk menikah jika sudah memiliki syahwat dan kemampuan serta tidak menunda-nundanya dan contoh-contoh lainnya. B. CONTOH KETERGESA-GESAAN YANG TERCELA Berikut ini adalah beberapa contoh perbuatan-perbuatan yang mengandung ketergesa-gesaan yang disebutkan di beberapa hadits dan atsar: 1. Tergesa-Gesa Dalam Berdoa Dengan Mengatakan Bahwa Allâh Belum Menerima Doanya, Sehingga Dia Tidak Berdoa Lagi Kepada Allâh. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ, مَالَمْ يَسْتَعْجِلْ, قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الِاسْتِعْجَالُ؟ قَالَ يَقُولُ: قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ “Senantiasa (doa) seorang hamba dikabulkan selama dia tidak memohon suatu dosa, memutus silaturahmi dan tidak tergesa-gesa.” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Apa arti tergesa-gesa (dalam berdoa)?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Orang yang berdoa tersebut mengatakan, ‘Saya telah berdoa. Dan saya benar-benar telah berdoa, tetapi Allâh Azza wa Jalla tidak mengabulkan doaku.’ Kemudian dia berhenti berdoa dan meninggalkannya[6]. 2. Tergesa-Gesa Ketika Iqâmah Sudah Dikumandangkan Untuk Mendatangi Masjid Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : إِذَا ثُوِّبَ لِلصَّلَاةِ فَلَا تَأْتُوهَا وَأَنْتُمْ تَسْعَوْنَ وَأْتُوهَا وَعَلَيْكُمْ السَّكِينَةُ, فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا, فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا كَانَ يَعْمِدُ إِلَى الصَّلَاةِ فَهُوَ فِي صَلَاةٍ Jika telah dikumandangkan iqâmah shalat, jangankan kalian mendatanginya dengan berlari, tetapi datangilah dengan tenang. Gerakan apa yang kalian dapatkan, maka shalat-lah (mengikuti gerakan itu). Apabila ada gerakan yang terlewat, maka sempurnakanlah. Sesungguhnya seorang dari kalian jika dia bermaksud untuk shalat, maka sesungguhnya dia dalam keadaan shalat.[7] 3. Tergesa-Gesa Untuk Menghabiskan Makanan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ عَلَى الطَّعَامِ فَلَا يَعْجَلْ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ وَإِنْ أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ Jika seorang dari kalian sedang makan, maka jangan tergesa-gesa sampai dia menuntaskan makannya, meskipun iqâmah telah dikumandangkan.[8] 4. Cepat Dalam Berbicara, Mengajar Dan Berceramah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat teratur perkataannya, jelas dan tidak cepat. Para sahabat Radhiyallahu anhum dapat dengan mudah mengerti perkataanya. Oleh karena itu, ‘Âisyah Radhiyallahu anhuma mengingatkan Abû Hurairah Radhiyallahu anhu ketika berbicara dengan cepat, sebagaimana tercantum pada atsar berikut : عَنْ عُرْوَةَ قَالَ جَلَسَ أَبُو هُرَيْرَةَ إِلَى جَنْبِ حُجْرَةِ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – وَهِىَ تُصَلِّى فَجَعَلَ يَقُولُ: اسْمَعِىْ يَا رَبَّةَ الْحُجْرَةِ مَرَّتَيْنِ. فَلَمَّا قَضَتْ صَلاَتَهَا, قَالَتْ: أَلاَ تَعْجَبُ إِلَى هَذَا وَحَدِيثِهِ؟ إِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَيُحَدِّثُ الْحَدِيثَ لَوْ شَاءَ الْعَادُّ أَنْ يُحْصِيَهُ أَحْصَاهُ Dari ‘Urwah bahwasanya Abû Hurairah Radhiyallahu anhu duduk di samping kamar ‘Âisyah Radhiyallahu anhuma sedangkan pada saat itu ‘Âisyah Radhiyallahu anhuma sedang shalat. Abû Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, “Dengarlah wahai pemilik kamar!” sebanyak dua kali. Setelah menyelesaikan shalatnya, ‘Âisyah Radhiyallahu anhuma berkata, “Tidakkah engkau heran dengan orang itu dan perkataannya. Sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbicara, jika seseorang ingin menghitungnya, niscaya dia akan bisa menghitungnya.”[9] 5. Tergesa-Gesa Dalam Menuntut Ilmu Dan Keinginan Melihat Atau Menunjukkan Hasilnya Menuntut ilmu perlu kesabaran. Waktu setahun atau dua tahun saja tidak cukup untuk mendapatkan ilmu. Ilmu sangatlah luas dan banyak. Oleh karena itu, penuntut ilmu tidak boleh tergesa-gesa dalam melihat hasilnya atau ingin menunjukkan hasil belajarnya ke orang lain, baik melalui ceramah-ceramah atau melalui media cetak. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditegur oleh Allâh Azza wa Jalla karena beliau tergesa-gesa dalam menirukan bacaan al-Qur’ân Malaikat Jibril, kata demi kata sebelum Malaikat Jibril selesai membacanya. Tujuannya agar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam benar-benar memahami ayat yang sedang diwahyukan kepadanya. Allâh Subhanahu wa Ta’ala mengabadikannya dalam surat al-Qiyâmah/75 ayat ke-16-19: لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ ﴿١٦﴾ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ﴿١٧﴾ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ﴿١٨﴾ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) al-Qur’ân karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya adalah tanggungan Kami. Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya. [al-Qiyâmah/75:16-19] 6. Tergesa-Gesa Dalam Memberikan Fatwa Atau Menjawab Pertanyaan Berfatwa bukanlah suatu yang gampang. Oleh karena itu, sebisa mungkin seseorang yang akan berfatwa mempertimbangkan permasalahan yang ditanyakan kepadanya dengan sangat matang. Jika tidak sanggup untuk menjawab pada saat itu, maka janganlah memaksakan diri untuk menjawab. Permasalahan yang ditanyakan tersebut bisa ditunda jawabannya sampai benar-benar yakin, diteliti atau didiskusikan terlebih dahulu dengan orang lain atau ditanyakan lagi kepada yang lebih berilmu. Imam Mâlik rahimahullah berkata, “Tergesa-gesa dalam berfatwa adalah suatu kebodohan dan celaan.”[10] Abû Hushain al-Asadi rahimahullah berkata, “Sesungguhnya salah satu dari kalian telah berani berfatwa pada suatu permasalahan, yang jika permasalahan tersebut dihadapkan pada ‘Umar Radhiyallahu anhu, maka dia akan mengumpulkan Ahlu Badr.”[11] Abû ‘Utsmân al-Haddâd rahimahullah berkata, “Barang siapa yang tidak tergesa-gesa dan memastikan kebenaran, maka dia mendapatkan kebenaran yang tidak akan didapat oleh shâhibul-badîhah (orang yang menjawab dengan cepat dan spontan).”[12] 7. Tergesa-Gesa Dalam Berdakwah Dakwah membutuhkan kesabaran yang tinggi. Mengubah orang yang berbeda pemahaman dengan kita tidaklah semudah membolak-balik telapak tangan. Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla melarang minum khamr (minuman memabukkan) dengan bertahap. Pada awalnya hanya dilarang untuk shalat berjamaah dalam keadaan mabuk, hingga akhirnya diharamkan secara total, baik khamr dalam jumlah sedikit maupun banyak. Dakwah juga memerlukan ilmu, yaitu: ilmu tentang apa yang didakwahkan, cara berdakwah dan cara menyampaikannya; Ilmu tentang keadaan orang yang didakwahi dan lain sebagainya. Tidak boleh tergesa-gesa untuk menyatakan bahwa kita sudah layak untuk berdiri di atas mimbar atau mengisi kajian. 8. Tergesa Dalam Takfîr (Mengkafirkan), Tafsîq (Memfasiqkan), Tabdi’ (Mem-bid’ah-kan), Tadhlîl (Mengatakan Sesat) Dan Melaknat Orang Lain. Masalah-masalah di atas adalah masalah-masalah besar yang harus kita waspadai dan tidak boleh tergesa-gesa untuk mengatakannya dan menjatuhkan vonis terhadap orang lain. Terutama masalah takfîr (mengkafirkan) orang yang secara zhâhir-nya menampakkan keislamannya, karena Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : أَيُّمَا رَجُلٍ قَالَ لِأَخِيهِ يَا كَافِرُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا Lelaki mana saja yang mengatakan kepada saudaranya (sesama muslim), ‘Wahai kafir!’, maka perkataan itu akan kembali ke salah satu dari keduanya.[13] Begitu pula masalah melaknat orang lain. عن عمر بن الخطاب أَنَّ رَجُلا عَلَى عَهْدِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ، كَانَ اسْمُهُ عَبْدَاللَّهِ ، وَكَانَ يُلَقَّبُ حِمَارًا ، وَكَانَ يُضْحِكُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ، وَكَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- قَدْ جَلَدَهُ فِى الشَّرَابِ، فَأُتِىَ بِهِ يَوْمًا، فَأَمَرَ بِهِ فَجُلِدَ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: اللَّهُمَّ الْعَنْهُ مَا أَكْثَرَ مَا يُؤْتَى بِهِ ، فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم-: (( لا تَلْعَنُوهُ ، فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ إلا إِنَّهُ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ )). Diriwayatkan dari ‘Umar bin Khaththâb Radhiyallahu anhu bahwasanya ada seorang lelaki di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bernama ‘Abdullâh. Dia dijuluki dengan Himâr. Dulu dia sering membuat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa. Dulu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah men-jild-nya (hukuman dengan pukulan tongkat) lantaran minum (minuman keras). Suatu hari dia dibawa lagi (ke Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lantaran hal yang sama-pen). Berkatalah seseorang dari suatu kaum, “Ya Allâh! Laknatlah dia! Dia sering sekali dibawa lantaran ini.” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, “Janganlah kalian melaknatnya! Demi Allâh! Saya tahu bahwa sebenarnya dia mencintai Allâh dan Rasulnya.” [14] Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengajari umatnya untuk menjadi tukang laknat. Oleh karena itu beliau tidak menerima permintaan para sahabatnya yang tergesa-gesa agar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan kejelekan pada kaum musyrikin. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ عَلَى الْمُشْرِكِينَ قَالَ إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً (Diriwayatkan) dari Abû Hurairah z bahwasanya dia berkata, “Rasûlullâh diminta (oleh seorang sahabat untuk berdoa), ‘Ya Rasûlullâh ! Berdoalah untuk kebinasaan kaum musyrikin!’. Beliau pun bersabda, ‘Sesungguhnya saya tidak diutus untuk menjadi tukang laknat, akan tetapi, saya diutus sebagai rahmat.’”[15] C. AKIBAT DARI KETERGESA-GESAAN Sikap tergesa-gesaan akan mendatangkan penyesalan di kemudian hari. Oleh karena itu, Dzûn Nûn Tsaubân bin Ibrahim pernah berkata, “Empat hal yang memiliki buah, yaitu: tergesa-gesa, kagum pada diri sendiri, keras kepala dan tamak (rakus); Buah dari tergesa-gesa adalah penyesalan; Buah dari kagum pada diri sendiri adalah dibenci oleh orang lain; Buah dari keras kepala adalah kebingungan; Buah dari dari ketamakan adalah kemiskinan.”[17] Semoga Allâh Azza wa Jalla menghindarkan kita dari hal-hal tersebut. D. KAIDAH FIQHIYAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERGESA-GESAAN Di dalam kaidah fiqhiyah[18] disebutkan satu kaidah berikut : مَنْ اسْتَعْجَلَ شَيْئًا قَبْلَ أَوَانِهِ عُوقِبَ بِحِرْمَانِهِ Barang siapa yang tergesa-gesa untuk mendapatkan sesuatu sebelum waktunya, maka dia akan dihukum dengan keharamannya (tidak mendapatkannya). Kaidah ini berlaku untuk orang-orang yang ingin mendapatkan sesuatu, kemudian dia tergesa-gesa untuk mendapatkannya sehingga dia menggunakan cara yang dilarang, maka sebagai ganjarannya dia tidak akan mendapatkan hal tersebut. Contoh penerapan kaidah ini adalah: 1. Ahli waris yang membunuh orang yang akan mewariskan harta kepadanya. Jika orang tersebut meninggal dunia, maka si pembunuh ini tidak akan mendapatkan harta warisan tersebut. 2. Orang yang dengan sengaja mengubah khamr menjadi cuka dengan memberikan zat tambahan pada khamr tersebut, maka cuka tersebut menjadi haram. E. OBAT PENYAKIT INI Obat penyakit ini adalah sabar dan hilm (tenang dan sabar). Orang yang belum bisa bersabar sudah sepantasnya melatih dirinya untuk bisa bersabar. Siapa yang bersungguh-sungguh insyâ Allâh dia akan mendapatkan kesabaran yang diinginkannya. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ وَإِنَّمَا الْحُلُمَ بِالتَّحَلُّمِ وَمَنْ يَتَحَرَّ الْخَيْرَ يُعْطِهِ وَمَنْ يَتَوَقَّ الشَّرَّ يُوقَهُ Sesungguhnya ilmu didapatkan dengan belajar dan sesungguhnya hilm (kesabaran dan ketenangan) didapatkan dengan melatihnya. Barangsiapa yang berusaha untuk mendapatkan kebaikan, maka Allâh akan memberikannya. Barangsiapa yang berusaha untuk menghindari keburukan, niscaya akan terhindar darinya.[19] SIMPULAN : 1. Sikap dan perilaku Tergesa gesa diakibatkan Kekhawatiran mengakibatkan Ketidak tenangan, menghasilkan kecerobohan dan mencelakakan diri. 2. Prilaku tsb dicela dalam masyarakat dan ajaran Islam Melarang sebagai aakhlaq tak terpuji. 3. Mari kita hilangkan sikap dan perilaku tsb dg selalu menjaga ketenangan diri (Tumaninah) mengawali setiap aktivitas dari waktu yg ditentukan. Serta bermohon pada Allah. SWT. Semarapura, 17 November 2017 Penyuluh Agama Ahli Madya Drs. Ahmad Yani NIP.196507231995031001

Jumat, 25 Agustus 2017

Manusia, Dosa dan Taubat Dalam Ibadah

"Manusia, Dosa dan Taubat dalam Ibadah" Ibarat Manusia itu seperti lantai, setiap hari, setiap detik selalu aja ada debu yang menempel dan menjadi kotor. Sebersih apapun seseorang, dia tak akan luput dari kesalahan dan kekeliruan (Termasuk Penulis). Baik karena khilaf, lupa, tidak sengaja atau malah di sengaja sekalipun. Namanya juga manusia, tempat salah dan lupa. " Al insaanu mahallul khoto wan nisyaan", Namun ini jangan dijadikan alasan untuk untuk berbuat lagi. PETUNJUK ALLAH SWT & RASUL : ( كل بني آدم خطاء وخير الخطائين التوابون ) حسن. صحيح الترغيب والترهيب [ 3139 ]. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seluruh Bani Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan (dosa), dan sebaik-baik manusia yang banyak kesalahannya (dosanya) adalah yang banyak bertaubat.” (hasan, lihat shahih at-Targhib wa at-Tarhib 3139) DOSA Dosa-dosa itu menjadi sarana untuk memberitahumu tentang hakekat dan siapa dirimu yang kurang (dalam menjalankan perintah). serta menjadi pelajaran bagimu, bahwa engkau faqir (membutuhkan) kepada Rabbmu, tidak bisa lepas dari pengawasan, penjagaan dan bimbingan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadamu. (( يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ))[فاطر:15] ” Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji ” ( QS. Faathir : 15 ) kita semua (Manusia) adalah lemah, dan tak berdaya, tidak memiliki daya dan upaya melainkan dengan kekuatan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pujian-Nya. DO'A TAUBAT اللهم ارحم ضعفنا وتب علينا فإنا تائبون ومعترفون بذنوبنا (( رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ))[الأعراف:23]. "Ya Allah rahmatilah orang lemah di antara kami, dan terimalah taubat kami, karena sesungguhnya kami bertaubat kepada-Mu dan kami mengakui dosa-dosa kami. “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”(QS. Al-A’raaf: 23) SIMPULAN Dosa solusinya Bertaubat , Kita (Manusia) tidak luput dari salah, Khilap, Lalai maka jalankan petunjuk Allah SWT dengan Bertaubat, Inilah Ibadah Ketika Berbuat Dosa, dengan demikian Kita tetap Beribadah. Semoga bermanfaat. PENDAHULUAN Ibarat Manusia itu seperti lantai, setiap hari, setiap detik selalu aja ada debu yang menempel dan menjadi kotor. Sebersih apapun seseorang, dia tak akan luput dari kesalahan dan kekeliruan (Termasuk Penulis). Baik karena khilaf, lupa, tidak sengaja atau malah di sengaja sekalipun. Namanya juga manusia, tempat salah dan lupa. " Al insaanu mahallul khoto wan nisyaan", Namun ini jangan dijadikan alasan untuk untuk berbuat lagi. PETUNJUK ALLAH SWT & RASUL : ( كل بني آدم خطاء وخير الخطائين التوابون ) حسن. صحيح الترغيب والترهيب [ 3139 ]. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seluruh Bani Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan (dosa), dan sebaik-baik manusia yang banyak kesalahannya (dosanya) adalah yang banyak bertaubat.” (hasan, lihat shahih at-Targhib wa at-Tarhib 3139) DOSA Dosa-dosa itu menjadi sarana untuk memberitahumu tentang hakekat dan siapa dirimu yang kurang (dalam menjalankan perintah). serta menjadi pelajaran bagimu, bahwa engkau faqir (membutuhkan) kepada Rabbmu, tidak bisa lepas dari pengawasan, penjagaan dan bimbingan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadamu. (( يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ))[فاطر:15] ” Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji ” ( QS. Faathir : 15 ) kita semua (Manusia) adalah lemah, dan tak berdaya, tidak memiliki daya dan upaya melainkan dengan kekuatan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pujian-Nya. DO'A TAUBAT اللهم ارحم ضعفنا وتب علينا فإنا تائبون ومعترفون بذنوبنا (( رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ))[الأعراف: 23]. "Ya Allah rahmatilah orang lemah di antara kami, dan terimalah taubat kami, karena sesungguhnya kami bertaubat kepada-Mu dan kami mengakui dosa-dosa kami. “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”(QS. Al-A’raaf: 23) SIMPULAN Dosa solusinya Bertaubat , Kita (Manusia) tidak luput dari salah, Khilap, Lalai maka jalankan petunjuk Allah SWT dengan Bertaubat, Inilah Ibadah Ketika Berbuat Dosa, dengan demikian Kita tetap Beribadah. Semoga bermanfaat. “ SANG PENYULUH MADYA “ ahmadyani23765.wordpress.com

Senin, 24 Juli 2017

USIA : Muhasabah Diri

U S I A

       Muhasabah  Diri



Oleh : Ahmad Yani

MUQODDIMAH
Usia semakin bertambah dan Waktu yang telah berlalu tidak akan kembali, Dia akan pergi selamanya dengan segala kenangannya: baik kenangan yang penuh penyesalan atau kebahagiaan. Manusia (kita termasuk diri penulis) harus memanfaatkan waktu. Hanya orang-orang yang mampu memanfaatkan waktu dengan baik yang akan jadi mulia. Kita hidup di dunia, tidak lama.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam telah bersabda:

أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yg bisa melampui umur tersebut” (HR. Ibnu Majah: 4236, Syaikh Al Albani mengatakan: hasan shahih).
PENGERTIAN
Umur atau usia menurut Wiekepedia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Misal, umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung. Dari pengertian diatas ada tiga jenis perhitungan usia antara lain :
  1. Usia kronologis : Usia kronologis adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat kelahiran seseorang sampai dengan waktu penghitungan usia.
  2. Usia mental adalah perhitungan usia yang didapatkan dari taraf kemampuan mental seseorang. Misalkan seorang anak secara kronologis berusia empat tahun akan tetapi masih merangkak dan belum dapat berbicara dengan kalimat lengkap dan menunjukkan kemampuan yang setara dengan anak berusia satu tahun, maka dinyatakan bahwa usia mental anak tersebut adalah satu tahun.
  3. Usia biologis : adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan biologis yang dimiliki oleh seseorang.
USIA DAN WAKTU
Usia atau umur berkaitan denga Waktu serta pendayagunaanya maka Imam Syafi’i mendapat nasehat dari seorang sufi,

الوقت كالسيف فإن قطعته وإلا قطعك، ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل

“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.” Lihat Madarijus Salikin, Ibnul Qayyim, 3: 129.
MENDAYAGUNAKAN WAKTU DAN USIA
Mendayagunakan Waktu selama Usia masih ada dengan beramal (Beraktifitas Berbuat kebaikan) demi persiapan bekal untuk akhirat. Ibnu ‘Umar pernah berkata,

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

Jika engkau berada di sore hari, maka janganlah menunggu waktu pagi. Jika engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu sore. Isilah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu, dan isilah masa hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari no. 6416).
Hadits ini mengajarkan untuk tidak panjang angan-angan, bahwa hidup kita tidak lama. oleh sebab itu Ada banyak kisah orang sukses yang memanfaatkan waktunya. Sebaliknya, orang gagal adalah orang yang tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik.
Pemanfaatkan Waktu bagi orang beriman itu seperti para sahabat dan pejuang Zaman Rasulullah. Di mana pada siang hari mereka seperti singa di padang pasir yang berjuang tanpa lelah sedangkan malam harinya dihabiskan dengan beribadah seperti rahib-rahib.
Orang besar dan sukses adalah mereka yang memanfaatkan waktunya dengan baik. Dia tidak mau ada waktu—semenit saja—yang terbuang tanpa kebaikan dan kemanfaatan.
RENUNGAN
Yang mesti dipikirkan adalah umur kita semakin berkurang bahkan kematian yang tidak bisa kita tentukan , semestinya amal sholih yang harus di tingkatkan. Inilah yang lebih urgent.
Imam Al-Ghazali menasihatkan
“Aku tidak mempunyai barang dagangan kecuali umur. Apabila ia habis, maka habislah modalku sehingga putuslah harapan untuk berniaga dan mencari keuntungan lagi. Allah telah memberiku tempo pada hari yang baru ini, memperpanjang usiaku dan memberi nikmat.”
Al Quran Surat al ‘Ashr 1-3: mengingatkan;

وَٱلۡعَصۡرِ ١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati dalam supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”*
Al Qur’an Surah Al-Hasyr: 18 Mengatkan pula.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18)

PENUTUP
Do’a ku Padamu ya Allah :

للَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Alloohumma ashlih lii diiniilladzii huwa ‘ishmatu amrii, wa ashlih lii dun-yaayallatii fiihaa ma’aasyii, wa ash-lih lii aakhirotiillatii fiihaa ma’aadii, waj’alil hayaata ziyaadatan lii fii kulli khoirin, waj’alil mauta roohatan lii min kulli syarrin
Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan!
Semarapura, 23 Juli 2017

Selasa, 18 Juli 2017

KALIMAT THOYYIBAH


" KALIMAT THOYYIBAH "

ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﻭَ ﻻَ ﺍِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ
Subhanallah, Walhamdulillah, Wala ilaha illallah, Wallahuakbar



Oleh : Drs. Ahmad Yani


PENGERTIAN

Kalimat Thayyibah secara bahasa adalah perkataan yang baik. 
Dalam Islam, Kalimat thayyibah adalah setiap ucapan yang mengandung kebenaran dan kebajikan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Serta mengandung aneka perbuatan ma'ruf dan pencegahan dari perbuatan munkar (Tafsir Depag V/182-183 dan Tafsir Wa Bayan Al-Qur'an oleh Dr. M. Hasan Al-Hamsy hal.258 ).


Kalimat thayyibah ialah kata-kata yang mengandung arti mengagungkan Allah
dan merupakan ungkapan dzikir (mengingat Allah dengan menyebut asma-Nya). Kalimat thoyyibah juga merupakan kalimat tauhid, yaitu ucapan yang menandakan keimanan, menuntun kepada kebajikan dan menghindari kemungkaranKalimat (QS Ibrahim 24-25).

Seseorang yang terbiasa mengucap kalimat thayyibah dalam kondisi apapun baik senang ataupun susah akan disayang Allah. 
Kalimat thayyibah itu di antaranya bacaan tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir.


PEMBAHASAN

1. TASBIH سُبْحاَنَ اللهِ

Yang artinya: Maha Suci Allah. Bacaan tasbih digunakan untuk:
a. Mengakui kesucian Allah SWT yang terbebas dari segala hal yang dipersekutukan oleh kaum kafir. Penggunaan untuk hal ini yang paling banyak dipakai dalam Al-Qur’an berdasar beberapa ayat yang cukup banyak jumlahnya, diantaranya:
  • QS. Ath-Thu ayat 52: Ataukah mereka mempunyai Tuhan selain Allah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
  • QS.Yusuf: 108: Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".
  • QS. Al-Anbiya’ ayat 22: Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.

b. Sebagai pengingkaran terhadap sifat-sifat buruk yang dituduhkan oleh orang-orang kafir. Ini berdasarkan Firman Allah SWT:
  • QS. Maryam ayat 35: Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia.
  • QS. An-Nah ayat 57: Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak-anak laki-laki).
  • QS. Mukminun ayat 91: Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,

c. Menyatakan kekaguman terhadap ciptaan Allah SWT dan terhadap apa yang ditetapkan Allah SWT.
  • QS. Ali Imron aya 91: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
  • QS. Zukhruf ayat 13: Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,
  • QS. Isro’ ayat 1: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

d. Menyatakan rasa syukur dengan mengagungkan asma Allah SWT.
  • QS. Ar-Ruum ayat 17: Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh,
  • QS. Yasin ayat 36: Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.


2. HAMDALAH / TAHMID اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعاَلَمِينَ
Yang artinya: Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Bacaan hamdalah atau tahmid diucapkan setiap mengakhiri suatu perbuatan atau setiap mendapatkan anugerah dari Allah SWT.
Keutamaan bacaan hamdalah adalah:
a. Meyakinkan diri bahwa segala sesuatu terjadi karena pertolongan Allah SWT.
b. Jika sesuatu yang terjadi itu kurang baik namun tetap disyukuri, maka akan tetap terasa nikmat, dibandingkan jika sesuatu yang terjadi itu lebih buruk lagi.
c. Jika sesuatu yang terjadi itu lebih baik dan juga disyukuri, maka kenikmatan yang dirasakan akan berlipat ganda.
Allah Swt. berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim (14) : 7).

3. TAHLIL لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ
Yang artinya: Tiada Tuhan selain Allah.
Bacaan tahlil ini dimaksudkan untuk mengakui keesaan Allah SWT, sebagai penafian terhadap ilah-ilah yang lain, dan penegasan bahwa hanya Allah SWT satu-satunya Dzat yang berhak untuk diibadahi. Sungguh, Allah Ta’ala adalah Dzat yang sama sekali tidak membutuhkan siapa pun. Dia Maha Kuasa. Tiada Tuhan selain Allah Ta’ala.

Rasulullah SAW bersabda: “Seutama-utama dzikir ialah laa ilaaha illallaah, dan seutama-utama doa adalah alhamdulillâh.” (HR. Ibnu Majah).
Kalimat tahlil ini mempunyai makna dan konsekuensi yang sangat luas. Perlu pembahasan khusus untuk itu. Yang penting untuk diperhatikan adalah cara pengucapannya. Banyak kaum muslim yang membaca tahlil dengan hitungan sekian, atau sekian. Tapi melafadzkannya dengan cepat dan tidak jelas. Ini sangat disayangkan karena akan melenceng dari arti yang sebenarnya. Ada pula yang mengucapkannya tidak lengkap misalnya Laa ilaah saja, atau dipelesetkan jadi ceilah, Astaghfirullaah, itu artinya tidak ada Tuhan. Jadi ucapkan dengan pelan, jelas, lengkap, diresapi dan dihayati.

4. ALLAAHU AKBAR الله اکبر
Yang artinya: Allah Maha Besar. Kalimat ini mengandung arti ungkapan penetapan akan keagungan atau kebesaran Allah Ta’ala dan tidak ada yang melebihi kebesaran-Nya. Kalimat ini diucapkan tatkala kagum akan sesuatu dan untuk mengakui kekuasaan Allah SWT yang tanpa batas, tidak ada yang mampu mengalahkan-Nya. Merasa diri kecil, tidak ada apa-apanya, tidak punya kuasa apapun dibandingkan kebesaran Allah SWT.

SIMPULAN

Secara bahasa Kalimat Thayyibah adalah perkataan yang baik sedangkan menurut Istilah kata-kata yang mengandung arti mengagungkan Allah
dan merupakan ungkapan dzikir (mengingat Allah dengan menyebut asma-Nya). Kalimat thoyyibah juga merupakan kalimat tauhid, yaitu ucapan yang menandakan keimanan, menuntun kepada kebajikan dan menghindari kemungkaranKalimat

Kalimat Thoyyibah ini digambarkan oleh Allah SWT seperti Pohon yg baik sebagaimana dalam Qs.Ibrahim 24-25 :

أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلٗا كَلِمَةٗ طَيِّبَةٗ كَشَجَرَةٖ طَيِّبَةٍ أَصۡلُهَا ثَابِتٞ وَفَرۡعُهَا فِي ٱلسَّمَآءِ ٢٤ تُؤۡتِيٓ أُكُلَهَا كُلَّ حِينِۢ بِإِذۡنِ رَبِّهَاۗ وَيَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَذَكَّرُونَ ٢٥ 

Ayat 24. "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit "
ayat 25. "pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat " (Qs.Ibrahim 24-25 )

Semoga bermanfaat.

Selasa, 18.07.2017

Selasa, 11 Juli 2017

Drs.Ahmad Yani; Presentasi Program SAKESIBAD ,Selasa 11.07.2017

Naskah Reflektif PROGRAM SAKE SAIBAD

Naskah  Reflektif
PENGUATAN KUALITAS IBADAH BERBASIS  BINAAN KHUSUS
MELALUI PROGRAM  SAKE SAIBAD
PADA  WARGA BINAAN 
DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) KLAS II B 
KECAMATAN KLUNGKUNG, KABUPATEN KLUNGKUNG 
PROVINSI BALI





Oleh : Drs. Ahmad Yani


I.                IDENTIFIKASI WILAYAH

Kabupaten Klungkung  dikenal dengan julukan “ Bumi Serombotan” ( identitas  kuliner khas bercirikan: Pedas dan beragam sayuran) , berada   di wilayah timur Provinsi Bali dengan ibu kotanya  Semarapura , mewilayahi  empat kecamatan  : 
1.      Klungkung,
2.      Banjarangkan
3.      Dawan 
4.      Nusa Penida. (Kepulauan)
Kecamatan Klungkung berada di daratan pulau Bali dengan Luas  Wilayah  29.050 Hektar, termasuk daerah  subur pertanian, sedangkan mata pencaharian penduduk bertani, beternak, pedagang dan pegawai..
Secara geografis Kecamatan Klungkung terletak di daratan Pulau Bali dengan posisi  Astronomis  diantara 115021’28” – 115037’43” Bujur Timur dan 80027’37” –80049’00” Lintang Selatan  dengan batas wilayah :  sebelah Utara Karangasem, sebelah Timur Kecamatan Dawan  sebelah Selatan Selat Badung dan disebelah barat Kecamatan Banjarangkan
Secara administrasi Tata Pemerintahan,  Kecamatan  Klungkung  terbagi menjadi :Dua belas(12) Desa, 6 kelurahan, 59 dusun/lingkungan 22 Desa Adat (Desa Pakraman) dengan Jumlah Penduduk  56.887 Jiwa ( Laki-laki  27.894 jiwa dan Perempuan 28.993 Jiwa) Sedangkan Jumlah Kepala Keluarga  18.962 orang.

Kecamatan Klungkung terdiri dari 6 kelurahan (Dua Perkampungan Muslim Berada di wilayah  Kalurahan : Kampung Lebah dan Kampung Jawa) dan Salah satu Desa Muslim adalah Desa Kampung Gelgel, untuk lebih jelas kami tampilkan Tabel Sebagai berikut :


No
 Desa

Kalurahan


Dusun
/Ling

Desa
Adat

Kampung Muslim

Jumlah  Penduduk
Lk
Pr
Total
KK
1
2
3
4
5
6
7
8

9

1


12

6

59

22

3

27.894

28.993

56.887

18.962










Sumber BPS Klungkung 2016

Data Penganut Agama dan tempat Ibadah  di Kecamatan  Klungkung sebagai berikut : 


No

Agama
J u m l a h
Penganut
Tempat Ibadah
1
2
3
4
1
Hindu
178.114 Jiwa
2.207 Buah
2
Islam
    5.423 Jiwa
     13 Buah
3
Budha
   1.161 Jiwa
     19 Buah
4
Kristen protestan
      373 Jiwa
       1 Buah
5
Katolik
      201 Jiwa
       1 Buah
6
Kong Hu Chu
-
-
Sumber BPS Klungkung 2016

Jadi  Jumlah umat Islam di kecamatan  Klungkung adalah 5 % { Terbesar kedua} dari jumlah total penduduk,  walaupun dalam kondisi  plural  namun tetap hidup rukun saling hormat menghormati dan damai. Dari segi  mata pencaharian umat Islam khusunya di desa Kampung Gelgel, Kampung Jawa dan Kampung Islam lebah adalah pedagang dan wirasawasta.

Menurut sejarah,  terbentuknya Masyarakat Muslim  Pertama  di Kecamatan Klungkung  pada abad  XIV  lebih lanjut  buku “ Sejarah  Masuknya Islam di Bali ” menuturkan  bahwa  pada masa Raja Dalem Ketut Ngelusir (Raja gelgel Pertama ketika beliau usai menghadiri pertemuan di kerajaan Majapahit Pada Masa Raja Hayam Wuruk ) mengajak atau  “Natad “ 40 Orang Islam dari jawa ,    diberikan tempat Bermukim di timur Istana ( + 400 M) ,  kemudian dibantu mendirikan bangunan    rumah ibadah sederhana  yang kini bernama Masjid Nurul Huda,   inilah  cikal bakal Masyarakat muslim  Pertama  di Kecamatan   Klungkung     dan   Provinsi   Bali    pada     Umumnya     sampai   kini bernama  Desa Kampung Gelgel, Selanjutnya berkembang ke Kampung Lebah, kampung Kusamba, dan desa Kampung Toyapakeh (Nusa Penida), sedangkan umat Islam yang di kampung Jawa, sebagian besar dari pendatang  dari Jawa dan Madura.

2
Dari Aspek Da’wah Menurut  Buku  “Babad Dalem”  (dirilis 28 April 2015) Pendakwah pertama adalah Kyai Moder, Siti Fatimah dan Kyai Jalil  Ketika  mengajak Raja Masuk Islam  pada waktu itu Raja Watu Renggong memerintah  (Th. 1480-1550 M) , beliu adalah anak Dalem Ketut Ngelusir, pada saat itu  kerajaan Gelgel mencapai masa keemasan , Namun Misi Dakwah itu gagal  karena kuatnya keyakinan raja dan Dhanghyang Nirata Pendeta Agama Hindu yang terkenal dengan sebutan  Danghyang Dwijendra atau bhatara sakti Bahu rawuh , Menurut Buku “Dwijendra Tatwa” beliau berasal dari jawa merupakan guru spiritual  sang raja sekaligus melang-lang buwana sampai ke Pulau Lombok  bahkan beliu yang menciptakan Waktu Telu, namun demikian Agama Islam tetap hidup rukun, damai dan Harmonis berdampingan dengan ummat hindu sampai sekarang.
Fotensi Ummat Islam di kecamatan Klungkung  sesudah enam abad dari masuknya Islam mengalami  perkembangan  cukup lambat ,  kini terdapat tiga tempat  komunitas masyarakat muslim yang dinamakan kampung merupkan ciri khas penyebutan dari saudara kita Hindu  pada Ummat Islam sedangkan Masyarakat Bali Komunitasnya di namakan Banjar.
Penduduk muslim dalam Komunitas   Tiga Kampung dan diluar kampung  dalam wilayah kecamatan klungkung  berkembang  sebagaimana penulis susun  dalam  monografi  dengan data sebagai berikut  :
Tabel : 1
Data Penduduk Muslim Perkampung

No

Nama Kampung
Nama
Kepala Kampung
Jumlah Penduduk

Ket
Jiwa
KK
1
2
3
4
5
6
1
Jawa
Harun
1.750
575

2
Lebah
H, Hadi Sazani
1.300
540

3
Gelgel
Sahidin
850
300
Desa
4
Luar Perkampungan
-
430
110
Tersebar

Jumlah
5.423
1.525

                  Sumber Monografi Potensi Wilayah Th 2016

Tabel : 2
Data Potensi Ummat Islam
  No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
Keterangan

1
2
3
4
1
Tempat Ibadah
12 buah
5 Masjid dan 7 Musholla
2
Majlis Taklim (MT)
41 buah

3
Pondok Pesantren
  8 buah 

4
Diniyah
  8 Buah

5
Lembaga Ummat
13 Buah

6
Madrasah
  3 Buah

7
Yayasan Muslim
  5 Buah

8
Panti asuhan
  2 Buah

9
Sekehe kesenian Muslim
  6 Buah


Dari uraian diatas  penulis dapat menganalisis  identifikasi wilayah Kecamatan Klungkung sebagai berikut :  secara umum,   Kecamatan Klungkung adalah  sasaran Binaan tergolong wilayah perkotaan, padat penduduk,  tingkat heterogenitas agama yang tinggi.
                  Sumber Monografi Potensi Wilayah Th 2016

Dalam bidang sarana dan prasarana peribadatan sudah cukup terpenuhi, juga lembaga sosial, budaya, keagamaan terutama Islam relative banyak sehingga  memudahkan pembentukan kelompok binaan, adapun tingkat Pendidikan cukup tinggi sehingga dibutuhkan kegiatan Bimbingan atau Penyuluhan (BP)  bersifat pendalaman Ajaran Islam. Dari segi mata pencaharian masyarakat, cukup heterogen dan kondisi ekonomi cukup baik sehingga jadwal Bimbingan atau penyuluhan (BP) harus menyesuaikan dengan alokasi kelonggaran waktu Masyarakat.  Ummat Islam berasal dari dari berbagai suku (Jawa, Madura, Bugis, Banjar, sasak dan minang)  maka penyampaian Bimbingan atau Penyuluhan (BP) disesuaikan dengan kultur masyarakat.  Kearifan lokal yang terbangun dari abad XIV ketika masuknya Islam Pertama di Gelgel  yaitu “Menyame Braya” (Bersaudara) perlu dijunjung tinggi dan panggilan “Nyame Selam” (Saudara Muslim) perlu dilestarikan dengan materi penyampaian  bersifat keharmonisan, kedamaian dan toleransi. Adapun pemahaman tentang Islam sangat beragam maka masalah khilafiyah dihindarkan namun diarahkan untuk sama-sama menghargai perbedaan.

II, IDENTIFIKASI BINAAN KHUSUS 
                                                            
Hasil analisa dan identifikasi wilayah kecamatan Klungkung  diatas maka sasaran kelompok binaan adalah daerah perkotaan ternasuk didalamnya Binaan Khusus.
Adapun Binaan khusus yang ada dikecamatan Klungkung salah satunya adalah Penjara atau Rumah tahanan Negara (Rutan), Stigma  kata “ Penjara” ,  adalah tempat mengerikan,  berjeruji, tertutup , dekelilingi oleh tembok  tinggi dan pejagaan  sangat ketat, penghuninyapun  menyeramkan, berpenampilan sangar, dan banyak kasus –kasus kejahatan  yang berkaitan dengan  hukum. Pada ahirnya penghuni penjara merasa  sebagai sampah masyarakat, dikucilkan , dipandang sebelah mata.

Tabel : 3
Sementara penghuni penjara (disebut Warga Binaan) merasakan  sebagai sampah masyarakat, dikucilkan , dipandang sebelah mata , salah satu lontaran mereka “ Mumpung sudah di cap  jelek sekalian saja menjadi jelek” ,  Inilah  fakta dan simpulan penulis selama Tujuh  Tahun membina  Penghuni Penjara (Rutan Klungkung) bahwa  warga binaan sangat merasakan  dirinya paling jelek , tidak ada harapan lagi untuk menjadi baik,  terpinggirkan dan dipandang sebelah mata, dalam pikiran penulis   siapa  memberi pencerahan, meluruskan, menuntun, menasehati, memberi motivasi untuk menjadi baik ? , Bukankah Warga binaan itu adalah  Ummat Islam ? ,  inilah tempat dan area dakwah (Bimbingan/Penyuluhan)dan satu kenyataanya bahwa tidak semua pendakwah berani berdakwah di penjara. Memang sasaran dakwah khusus karena penghuninya khusus, inilah tantangannya. sebab itu  penulis megangkat salah satu Kelompok Binaan tetap di Rutan Klas II b Klungkung sebagai latar belakang disamping memenuhi salah satu persyaratan dalam penilaian pemilihan Penyuluh agama Islam Teladan tingkat Provinsi Bali  tahun 2017.
Data identifikasi RUTAN Klas II b Klungkung
No

Uraian
Keterangan
1
2
3
1
Nama Lembaga
Rutan Klas II b Klungkung

2
Nama Pimpinan
Renhard Ginting ,Amd, IP,SH, MH
Ka, Rutan
3
Jumlah Staf
37 Orang 

4
Sejarah
Didirikan  masa pemerintahan Belanda pada tanggal 20 September 1927 diatas tanah seluas 2.648 M2 terletak di Jantung kota semarapura

5
Alamat dan lokasi
Jl.Mawar  No :  13 Semarapura Klungkung
Sebelah Masjid Agung  Al-fatah Kp Jawa dan Lapangan puputan
6
Kondisi Bangunan
 Jumlah kamar tahanan  14 (Empat Belas) kamar
Setiap kamar dihuni 5 (lima) sampai 7 (tujuh) orang
7
Jumlah Penghuni
penghuni sebanyak 102 (Seratus Dua) orang warga binaan
Islam 39 Orang, Hindu 56 orang dan  7 orang beragama Kristen.
8
Fasilitas Tempat Ibadah
1 (Satu)  buah  Pura  dan 1 (Satu)  buah  Musholla 
Miftahul Jannah (Kuncinya Surga)
Sumber ; Wawancara dan Buku Profil Rutan klas II b Klungkun 2016
Tabel : 4
Data Kasus Warga Binaan Yang Beragama Islam
No
Kasus
Jumlah
Keterangan

1
2
3
4
1
Narkoba
24 Orang
21 Pria dan 3 Wanita ,diantaranya: 4 orang berasal dari Klungkung
2
Pembunuhan
1 Orang
Pria, 1 Org  luar klungkung
3
Penganiyaan
2 Orang
Pria, 1 org dari Klungkung
4
Perjudian
9 Orang
Pria , Berasal dari Klungkung
5
Penipuan
2 Orang
Pria, 1 org dari Klungkung
6
Pencurian
1 Orang
Pria, Asal luar klungkung

5
Sumber ; Wawancara dan Buku Profil Rutan klas II b Klungkun 2016
Dari  data tersebut diatas maka Indentifikasi Klompok Sasaran atau Binaan Khusus  digambarkan secara umum Bahwa Rumah tahanan (Rutan) Klas II b Klungkung sebagai wilayah Binaan tergolong wilayah Khusus yang berada di perkotaan, padat penghunimya dan tingkat heterogenitas agama yang cukup, dalam bidang sarana dan prasarana peribadatan sudah cukup terpenuhi, juga sosial, budaya  yang Multi Kultur dan  keagamaan terutama Islam relative banyak sehingga dapat memudahkan pembentukan kelompok binaan, sehingga dibutuhkan kegiatan Bimbingan atau Penyuluhan (BP) yang bersifat Memotivasi , Pencerahan , penyadaran, ajakan, menggembirakan untuk  kembali  ke Ajaran Islam. Adapun kegiatan Pembinaan cukup padat dan terarah , terjadwal cukup baik sehingga jadwal Bimbingan atau penyuluhan (BP) harus menyesuaikan dengan alokasi Waktu. Ummat Islam berasal dari dari berbagai suku maka penyampaian BP disesuaikan dengan kultur .
Kearifan local yang terbangun dari abad XIV ketika masuknya Islam Pertama di Gelgel  yaitu Menyame Braya (Bersaudara) perlu dijunjung tinggi dan panggilan Nyame Selam (Saudara Muslim) perlu dilestarikan dengan materi penyampaian yang bersifat keharmonisan, kedamaian dan toleransi. Adapun pemahaman tentang Islam sangat beragam maka masalah khilafiyah dihindarkan namun diarahkan untuk sama-sama menghargai perbedaan dan Permasalahan Hukum dan kejahatan jangan disinggung dan disudutkan  namun berikan pengharapan dan keyakinan bahwa dirinya mampu dan bisa menjadi terbaik. Jadi aspek pengamalan ibadah sebagai action kegiatan
Seiring dengan berjalannya Kelompok binaan khusus ini maka Penyuluh Agama Islam mencermati kegiatan pembelajaran Agama Islam kepada para warga binaan {WB} berjalan dengan lambat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah Intensitas Pembelajaran yang minim, metode yang digunakan masih konvensional, dan terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pembelajaran. sehingga dinilai perlu adanya pemecahan masalah yang tepat agar Para warga binaan dapat memahami dan menjalankan  Syariat dan Ajaran Agama Islam secara efektif dan efesien. Ditambah lagi  proses komunitas berada di dalam Penjara adalah melalui proses hukum yang menimbulkan banyak aspek permasalahan sehingga banyak terjadi perselisihan rumah tangga bahkan perceraian. Apabila hal tersebut terjadi, tentu Para warga binaan akan sangat rentan sekali untuk meninggalkan ajaran Islam dan tidak meyakini Agama asalnya. Lalu bagaimanakah seharusnya para warga binaan itu ditangani dalam rangka memperkuat keimanan dan ketakwaan dalam Agama Islam?
Berdasarkan hal inilah, maka Rumah Tahanan Negara Klas IIb Klungkung dipilih sebagai wilayah yang dijadikan sasaran kegiatan Bina Narapidana dengan fokus penguatan Iman dan Takwa berbasis Binaan Khusus melalui Program SAKESAIBAD oleh Penyuluh Agama Islam Kabupaten Klungkung.


 

III,  PROGRAM SAKE SAIBAD (Satu Kegitan Satu Ibadah )

A.           Profil Program Sake Saibad

Program SAKESAIBAD merupakan program yang diselenggarakan guna memperkuat kualitas keagamaan para Narapidana atau Warga Binaan dengan cara melakukan penyuluhan interaktif dengan focus pengamalan ibadah dalam setiap kegiatan  secara berkesinambungan melalui sistem bimbingan dan Penyuluhan setiap seminggu duakali serta memonitor kegiatan keagamaan para warga binaan selama mengikuti program SAKESAIBAD. Adapun rincian kegiatannya sebagai berikut:

1.             Nama Program
SAKE SAIBAD (Satu Kegitan Satu Ibadah )

2.             Pelaksana Program
Program ini digagas dan dilaksanakan oleh POKJALUH (Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam Fungsional) Kabupaten Klungkung yang terdiri dari :

Tabel : 5
Nama Penggagas

NAMA
PENDIDIKAN
PANGKAT / GOLONGAN
WILAYAH BINAAN

  Drs, Ahmad Yani
S1
Pembina/IVa
Kec. Klungkung

H, Khairul Saleh, A,Ma
D2
Penata TK I/III d
Kec. Dawan

Hamdani, S, Fil
S1
Penata/IIIc
Kec. Nusa Penida






3.            Visi dan Misi Program

                   Visi :
Mewujudkan Narapidana dan warga binaan yang berkualitas dalam keimanan dan ketaqwaan yang mendalam serta mengamalkan melalui pemahaman Ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari hari

                   Misi :
a.  Memfasilitasi Penyelenggaraan Bimbingan/Penyuluhan dan pendidikan Agama  islam
b.   Memfasilitasi Penyediaan sarana dan prasarana Ibadah
c.

 
  Memfasilitasi Penyediaan Buku – buku Penunjang Agama Islam
4.            Tujuan Program
1.   Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan para Narapidana dan warga binaan
2.   Meningkatkan pengamalan Ajaran Agama Islam
3.   Meningkatkan wawasan keagamaan para Narapidana dan warga binaan tentang Agama Islam

5.                     Bentuk program

Bimbingan dan Penyuluhan pada program SAKESAIBAD rutin dilaksanakan dalam seminggu dua kali dalam bentuk :
a. Menyelenggarakan pendidikan agama dalam aspek Ibadah dengan pendekatan Rahmatan Lil alamin dan interaktif
b. Menyelenggarakan Pelatihan dasar tentang Ibadah secara global (bukan aspek perdebatan madzab)
c.   Menyelenggarakan pelatihan – pelatihan praktek ibadah dan tradisi dalam ajaran Islam

6.                     Kelompok sasaran

Kelompok sasaran dalam program ini adalah kelompok Warga Binaan Rutan Klas Iib Klungkung beranggotakan 39  Anggota.

7.                     Tahapan program
a.    Pendataan Anggota kelompok Warga Binaan Rutan Klas Iib Klungkung
b.   Pengisian Blangko Riwayat Keanggotaan
c.    Sosialisasi Program SAKESAIBAD
d.   Membentuk kelompok bimbingan yang terdiri dari 10 orang anggota yang salah satunya ditunjuk menjadi ketua kelompok

8.             Sistem Pembimbingan


Pembimbingan ini dilakukan selama satu jam secara intensif dan dilanjutkan dengan 30 menit sesi tanya jawab serta diskusi seputar materi yang disampaikan. Materi akan selalu ditindak lanjuti dengan metode demonstrasi/praktek pada kegiatan berikutnya di setiap Minggunya.
Pembimbingan yang dilakukan oleh Penyuluh Agama Islam Kabupaten Klungkung pada Kelompok kelompok Warga Binaan Rutan Klas II b Klungkung dalam program SAKESAIBAD yang dilakukan seminggu duakali di semua kelompok kecil yang telah dibentuk. Disetiap kegiatan SAKESAIBAD, masing - masing kelompok didampingi oleh seorang Penyuluh Agama Islam Kabupaten Klungkung baik penyuluh PNS maupun Penyuluh Non-PNS tentang materi tertentu kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab seputar materi yang baru saja disampaikan lalu dipraktekkan dibawah Bimbingan Penyuluh Agama Islam sesuai dengan kelompoknya masing - masing.

9.             Acara Bina Narapidana/Wargabinaan pada Program SAKESAIBAD
a.      Pembukaan.
      Meliputi ( Membaca Al Fatiha, Istigfar, Syahadat, bersama-sama.)
b.      Administrasi berupa absensi kegiatan yang di koordinir oleh ketua kelompok masing – masing
c.       Penyampaian materi keagamaan. Terbagi tiga.
Pertama, Kegiatan penyampaian materi keagamaan {Tiap Jum’at) dan keterampilan {Tiap Hari rabu) yang dilaksanakan pada minggu pertama , kedua, Ketga  setiap Bulan.
Kedua, Kegiatan  peribadahan seputar materi yang telah disampaikan pada tiap Kegiatan.
Ketiga, Sistem Evaluasi yang selalu di dilaksanakan pada minggu ke empat pada setiap Bulannya.
d.      Sesi tanya jawab seputar materi yang disampaikan
e.       Penutup. membaca doa penutup majlis dan tahmid.

10.         Prinsip Klompok Binaan Khusus
a.       Belajar sungguh – sungguh, disiplin dan pantang menyerah
b.      Beribadah kepada Allah SWT dengan diawali memahaminya
c.       Tidak Pernah Malu untuk bertanya

Tabel : 6
11.                                                                                                                        Jadwal Program
No
Kegiatan
Minggu Ke
      Tema
    Ket
1
2
3
4
5
1
Survey, Pendataan Napi/WB dan Pengisian Blangko Riwayat Keanggotaan



2
Sosialisasi Program dan Persamaan Persepsi Anggota



3
Kegiatan Pra SAKESAIBAD



4


Bimbingan SAKESAIBAD Bulan Maret 2015
1
Ibadah

2
Shalat

3
Praktek Shalat

4
Evaluasi Shalat

5
Bimbingan SAKESIBAD Bulan  April 2015
5
Sholat Sunnah

6
Sholat Sunnah

7
Praktek

8
Praktek Sholat Sunnah



Dst
dst

9


IV, PELAKSANAAN PROGRAM SAKESAIBAD

       Pelaksanaan Program SAKESAIBAD pada Napi/WB {Warga Binaan) Rutan Klungkung

Sesuai dengan penjelasan didepan, bahwa dengan berbagai pertimbangan dan koordinasi maka lokasi yang akan dijadikan sasaran bimbingan dan penyuluhan melalui program SAKESAIBAD adalah di Rumah Tahanan Klas II b Klungkung Kegiatan dimulai sejak bulan Maret tahun 2015 sampai dengan sekarang. Peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan para Napi/Wargabinaan  cukup signifikan dinilai dari aspek pengetahuan dan kerajinan dalam melaksanakan Ibadah. Pelaksanaan dari program ini akan kami ilustrasikan sebagai berikut:

a.                   Survei, Pendataan Napi/WB dan Pengisian Blangko Riwayat Keanggotaan

Untuk lebih efektif dan efesien kegiatan ini maka terlebih dahulu Penyuluh Agama Islam mensurvei Lokasi Kelompok Binaan Khusus, dilanjutkan dengan melakukan pendataan, dan pengisian blangko riwayat Masuk pada Rutan Klungkung. Hal ini menjadi penting dikarenakan untuk menjadi ukuran dan gambaran tentang sejauh mana Permasalahan kadar keilmuan Agama Islam para Anggota. Dari hasil tersebut barulah dapat disimpulkan dan didiskusikan bagaimana langkah dan strategi yang dilakukan untuk menerapkan program SAKESAIBAD ini.

Dari pendataan awal didapatkan hasil yang kurang memuaskan, dimana hanya terdapat 19 Napi/WB aktif yang menghadiri Kegiatan rutinan tersebut. Pendataan kemudian dilanjutkan dengan melakukan pendataan dan Wawancara Fice to Fice pada Napi/WB dan melakukan identifikasi wilayah secara global. Dan dari pendataan tersebut didapatkan hasil bahwa sebagian Napi/WB merasa bosan dengan pengajian yang didominasi dengan metode ceramah dan materi yang memojokkan serta narasumber itu – itu saja, lalu sebagian lagi merasa malas karena tidak ada manfaat bagi dirinya,
Setelah pendataan selesai, POKJALUH lalu mengumumkan tentang jadwal sosialisasi dan pelaksanaan program SAKESAIBAD Penyuluh Agama Islam Kabupaten Klungkung.

b.                  Sosialisasi


c.                  
Pelaksanaan Pra-SAKESAIBAD
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2015 diikuti oleh para Napi/WB, Ka Rutan {Bp, Mulyoko) beserta staf. Sosialisasi ini berupa penyampaian materi seputar program, indikator keberhasilan dan yang paling penting adalah penyamaan persepsi seluruh anggota untuk bersama sama belajar secara sungguh – sungguh serta tidak malu untuk bertanya mengenai hal – hal yang belum dipahaminya.

Kegiatan Pra-SAKESAIBAD ini adalah melakukan pembagian kelompok yang terdiri dari 10 orang dan salah satunya diangkat sebagai  Ketua Kelompok. Pembagian kelompok ini berdasarkan dari beberapa aspek seperti tingkat keilmuan, latar belakang, dan lain sebagainya.
Metode pembagian anggota menjadi kelompok – kelompok kecil ini sangat membantu Penyuluh Agama Islam dalam upaya percepatan pemahaman materi yang disampaikan guna mensukseskan program Satu Kegiatan Satu Ibadah ini.

d.                  Pelaksanaan Program SAKESAIBAD

Pelaksanaan Program SAKESAIBAD ini pertama kalinya dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2015 dan selanjutnya rutin dilaksanakan setiap seminggu dua Kali dengan pemateri Penyuluh Agama fungsional secara bergantian. Penyusunan jadwal Materi dilaksanakan dengan cara Musyawarah POKJALUH yang diawali dengan materi Keagamaan yang sangat prinsip seperti Rukun Islam yaitu Tata cara Shalat, Membayar Zakat, Puasa di Bulan Ramadhan dan Pergi Haji ke Baitullah kemudian dilanjutkan dengan Rukun Iman dimana mempelajari Sifat – Sifat Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari qiamat dan Ketetapan dari Allah dengan cara member motivasi, Mencerahkan, solusi, menggembirakan dan tidak menyerang atau memeojokkan Napi/WB akibat permasalahanya .

Setelah materi tersebut dilaksanakan, barulah materi yang bersifat penunjang Agama Islam dan keterampilan seperti Jenis Najis dan Cara Menghilangkannya, Macam – Macam Air, Shalat  Sunnah, Puasa Sunnah, keterampilan menulis serta membuat Kaligrafi dan lain sebagainya.Yang membedakan Program Bimbingan SAKEIBAD ini dengan Program lainnya adalah penggunaan metode demonstrasi yang sangat dominan dari pada metode ceramah sehingga lebih memudahkan Para Mu’allaf dalam memahami dan mengingatnya serta keterampilan menulis Kaligrafi yang dikaitkan dengan materi, hal ini membuat keasyikan serta ada hasil untuk bekal ketika keluar dari Rutan .

Disamping itu pula keunggulan SAKESAIBAD ini adalah :

1.                  Penggunaan Informasi dan Teknologi berupa LCD, Proyektor, Jaringan Internet dan Lain - lain
2.                 

3.                 
Adanya tuntutan tentang durasi waktu untuk bisa menjadi dorongan tersendiri bagi para Napi/WB untuk lebih bersungguh – sungguh dalam belajar
Penyuluh Agama Islam disamping melakukan bimbingan juga berlaku sebagai Motivator sehingga seluruh anggota merasa termotivasi untuk bisa.
4.                  Penyuluh Agama Islam Menyelenggarakan Pelayanan Ibadah Sebulan penuh di bulan Ramadhan Baik Sholat tarawih, Tadarus dan pelaksanaan sholat  2 hari raya {Idul Fithri dan adha}  serta membantu pelaksanaan Qurban
5.                  Penyuluh Agama Islam juga mendatangkan Narasumber – Narasumber yang kompeten di Bidangnya baik dari unsur MUI, Toga dan Thomas untuk membantu para Napi/WB Belajar lebih Efektif dan Efesien.
6.                  Pelatihan Komprehensif. Tidak hanya teori, dan Praktek disetiap kegiatan tetapi membimbing untuk lebih dekat/ Taqqarub ilallah dalam menguatkan untuk menjadi lebih baik
7.                  Adanya Evaluasi pada Minggu terakhir setiap Bulan tentang materi yang telah dijelaskan. Evaluasi ini berupa kelompok tertentu secara bergiliran mempresentasikan dan mengimplementasikan tentang materi yang sama dan diikuti oleh sesi tanya jawab dari kelompok lainnya dibawah arahan Penyuluh Agama Islam


V,  EVALUASI

Semua proses kegiatan pada Binaan Khusus Rutan Klas IIb Klungkung ini secara keseluruhan dapat kategorikan baik. Sistem evaluasi dilakukan pada setiap minggu ke empat di setiap bulannya. Evaluasi secara bulanan ini dengan maksud mengontrol seluruh proses pembelajaran sehingga sesuai dengan  visi dan misi program SAKESAIBAD.

1.                  Mekanisme Evaluasi

Mekanisme evaluasi dilaksanakan di setiap minggu terakhir setiap Bulan berupa penyampaian pemahaman para Napi/WB kepada seluruh anggota kelompok dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dibawah arahan dan bimbingan Penyuluh Agama Islam.

Setelah selesai kegiatan evaluasi ini kemudian ditindaklanjuti dan  didiskusikan bersama oleh POKJALUH tentang taraf kepahaman dan Pelaksanaan Ibadah melalui laporan dari Seluruh Penyuluh Agama Islam Baik Yang PNS maupun Non-PNS yang telah ditunjuk untuk membimbing kelompok – kelompok kecil pada Binaan Khusus Rutan Klas IIb Klungkung


 
  


2.                  Kendala yang dihadapi

Dari hasil beberapa evaluasi yang telah didiskusikan bersama maka kendala yang muncul dalam program SAKESAIBAD ini adalah :
1.      Penyuluh Agama Islam Sebagai Narasumber
a.        Taraf Penyampaian materi keagamaan Penyuluh Agama Islam masih beragam. Sehingga ada penyuluh yang masih cenderung menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi Keagamaan.
b.      Penyuluh Agama Islam masih belum seluruhnya memanfaatkan teknologi Informasi dalam menyampaikan Materi Keagamaan seperti LCD, Proyektor dan Lain – Lain sebagainya
c.                   Buku penunjang Materi Keagamaan yang masih sangat minim

2.      Anggota Kelompok Binaan Khusus
a.       Intensitas Narasumber Toga dan Tomas dalam penyuluhan masih minim sedangkan tuntutan untuk bisa dalam mengisi jadwal yang ditetapkan terasa berat bagi sebagian Narasumber.
b.      Sikap Kritisme Napi/WB yang belum tumbuh dengan merata sehingga kebanyakan Napi/WB hanya menerima apa yang disampaikan dan cenderung tidak mengembangkan pengetahuannya dengan mengajukan pertanyaan
c.       Terdapat beberapa materi yang bersifat kompleks sehingga membutuhkan waktu lebih dari satu bulan untuk menguasainya seperti contoh sebelum memahami Materi Shalat maka harus memahami dahulu materi Wudhu, sebelum memahami Materi Wudhu maka harus memahami dahulu Materi Macam – Macam Air dan Najis serta lain sebagainya.

3.      Saran dan tindak Lanjut
Berdasarkan evaluasi sementara terhadap pelaksanaan programini, maka dapat disampaikan saran sekaligus tindak lanjut sebagai berikut:
1.   Program ini perlu diperkuat dalam faktor saran dan prasarana meliputi Buku – Buku Penunjang pemberdayaan Mu’allaf, LCD, Proyektor Dll
2.   Program ini sama sekali tidak memiliki anggaran sehingga kebutuhan Mendatangan pemateri yang profesional dalam bidang tertentu sering kali diambil berasal dari Iuran POKJALUH Kabupaten Klungkung
3.   Program ini harus mendapat dukungan yang kuat dari Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat setempat guna memotivasi para Napi/WB untuk memahami materi Keagamaan

 
Setelah anggota Binaan khusus ini { Napi/WB ) dianggap cukup dalam penguasaan Materi, Maka rencana kedepan adalah Program ini berlanjut ke Kelompok – Kelompok Lainnya di – Kabupaten Klungkung.

Demikian Tulisan Reflektif  Penguatan Kualitas Ibadah Berbasis Binaan Khusus melalui Program Sake Saibad pada Warga binaan di rumah Tahanan Negara( Rutan ) Klas II b Klungkung, Kecamatan Klungkung, Provinsi Bali, dengan harapan semoga dapat diterima sebagai persyaratan Lomba dan semoga ada manfaatnya, Aamiin.

Semarapura, 11 juli  2017
Peserta


Drs. Ahmad  Yani

NIP. 19650723 199503 1 001