👐
Menebar
Keselamatan, Kedamaian Dan Keberkahan
Dalam ucapan Assalamualaikum Wr.Wb
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ,
وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ
أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا
رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ
وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Maasiral
Muslimin Sidang Jum’at Rahima Kumullah
Segala puji bagi Allah Swt, Pencipta dan Pemelihara
alam semesta. Tiada henti Allah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada
seluruh hamba-Nya, umat manusia di seluruh belahan bumi ini, juga kepada kita
semua. Saat ini, dimana kita ditakdirkan
dapat diterima dan bersimpuh dihadapan-Nya untuk menghadapkan segala kerendahan
diri dan kehinaan di hadapan Dzat Yang Maha Mulia dan Perkasa. Menghaturkan
segala hajad dan kebutuhan hidup di hadapan Tuhan yang Maha Kuasa. Curhat atas
segala kelemahan diri dan dosa-dosa di hadapan Allah yang Maha Pengampun, di
masjid yang mulia ini bersama-sama melaksanakan sholat Jum’at.
Kedua kalinya Khatib berwasiat kepada hadirin
khususnya diri khatib sendiri, Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa dg
mendekatkan diri kepada Allah SWT atau Taqarrub Ilallah.
Mengucapkan salam berupa
"Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh" telah menjadi
kebiasaan sehari-hari umat Islam tatkala berjumpa teman atau mengawali
pembicaraan maupun tulisan. Selain sudah membumi sebagai budaya dan etika
bersosial, salam pada dasarnya memang memiliki landasan syariah.
Ada banyak riwayat hadits tentang ajaran
salam. Salah satunya yakni suatu ketika Ibnu Umar bertanya kepada Rasulullah
tentang amalan Islam yang paling baik. Lantas Rasul menjawab:
تَعْرِفْ لَمْ مَنْ وَ عَرَفْتَ مَنْ عَلَى السَّلَامَ وَتَقْرَأُ الطَّعَامَ تُطْعِمُ
"Memberi makan, mengucapkan Salam
kepada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal." (HR Bukhari
dan Muslim)
Selain berupa solidaritas sosial memberi makan
bagi yang membutuhkan, dalam konteks hadits ini Rasul juga menekankan
dengan jelas betapa menurut Islam, salam mempunyai posisi yang vital. Di dalam
proses interaksi sosial, salam disampaikan tanpa pandang bulu, meskipun memang
ada perbedaan pendapat di kalangan ulama soal siapa saja yang boleh diberi
salam. Terlepas dari perdebatan itu, yang jelas semuanya menyepakati bahwa
maksud salam adalah doa dan komitmen yang baik. Mengurai Makna Salam Pada satu
sisi, jika ditulis secara standar struktur bahasa Arab, salam yang lengkap
seharusnya ditulis
وبركاته ورحمةالله
عليكم, السلام
yang berarti
"(Semoga) keselamatan/perdamaian/keamanan/kesejahteraan dan rahmat Allah
serta berkah-Nya (terlimpah) kepada kalian".
Makna di balik susunan salam tersebut.
Adalah :
عليكم السلام itu berarti doa dan komitmen
keselamatan/perdamaian/keamanan/kesejahteraan antarsesama manusia. Dalam kata
lain, السلام itu bisa diwujudkan oleh sesama manusia.
Sedangkan ورحمةالله itu murni pemberian Allah,
Bisa berupa apa pun dan kepada siapa pun, karena rahmat merupakan
otoritas Allah sebagai Sang Maha Pengasih dan Penyayang. Dalam Hubungan
kebangsaan Indonesia, rahmat Allah misalnya bisa berbentuk sumber daya alam
(SDA) yang melimpah, Kemerdekaan Dsb.
Agar SDA tidak menjadi sumber konflik dan
bencana bagi masyarakat, maka perlu dikelola dengan baik yang nanti bisa
menjadi berkah untuk masyarakat. Inilah makna dari وبركاته, karena inti dari berkah adalah ziyadah al-khair (menambah
kebaikan).
Pesan Damai untuk Kita Selain sebagai doa,
pengucapan salam juga merupakan sebuah ikhtiar untuk menjaga hubungan yang
harmonis antarsesama makhluk ciptaan Tuhan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad:
لَا تَدۡخُلُونَ الۡجَنَّةَ حَتَّى تُؤۡمِنُوا، وَلَا تُؤۡمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمۡ عَلَى شَيۡءٍ إِذَا فَعَلۡتُمُوهُ تَحَابَبۡتُمۡ؟ أَفۡشُوا السَّلَامَ بَيۡنَكُمۡ
“Kalian tidak akan masuk surga sampai
kalian beriman. Kalian tidak beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku
tunjukkan kalian suatu perbuatan jika kalian melakukannya, maka kalian akan
saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian.” (HR. Muslim, 54)
Dalam hadits ini dengan tegas Nabi
memerintahkan kepada umatnya untuk menyebarkan salam. Bukan hanya
mengucapkannya, namun yang menjadi inti dari hadits di atas adalah spirit
kandungan di dalam ucapan salam itu sendiri, apa saja? Sebagaimana variasi
makna as-salam, dalam bahasa kita bisa bermakna damai, selamat, aman, atau
sejahtera. Menyadari Pergeseran Salam Masalahnya, ucapan
"assalamualaikum..." dewasa ini cenderung hanya sebagai budaya, kebiasaan,
atau formalitas sehari-hari. Bahkan mungkin tidak sedikit yang malah tidak
mengetahui maknanya. Tidak heran apabila seusai mengucapkan salam, ada sebagian
orang yang dengan mudah menebarkan kebencian, caci maki, fitnah dan bahkan
sampai melakukan kekerasan fisik yang tidak ada legitimasi dari ajaran agama.
Ini yang barangkali jauh-jauh hari menjadi kekhawatiran Nabi, tatkala umatnya
lupa akan nilai, pesan, dan tujuan yang terkandung dalam salam. Oleh karenanya,
saat ini kita mestinya harus tahu dan sadar bahwa ketika mengucapkan
"Assalamualaikum...", sama saja dalam benak kita mengatakan,
"Saya menjaga keselamatanmu, maka kamu harus menjaga keselamatanku. Mari
kita jaga perdamaian bersama." Di tengah situasi yang penuh dengan fitnah,
adu domba, konflik dan perang seperti saat ini, sungguh indah apabila kita
menyebarkan salam kepada siapa pun. Perbedaan dan keragaman beragama atau
selera politik itu terlalu 'mahal' apabila digadaikan dengan perpecahan apalagi
peperangan. Makanya perbedaan haruslah dikelola dan "perdamaian"
adalah harga hati! Seperti yang sudah diketahui bersama, memberi salam hukumnya
sunah, sedangkan menjawab salam hukumnya wajib. Dengan kata lain, "Ketika
saya mengajak damai, anda wajib untuk menerima damai juga". Untuk itu, kalau
sudah tahu dan sadar nilai, tujuan dan pesan perdamaian di balik Salam, akankah
kita segera tulus untuk mengucapkan Assalamualaikum?
Manakala seorang mukmin telah
berorientasi pada kebaikan, maka seluruh aktivitas yang dijalaninya tidak akan
mengandung kesia-siaan, semua memberi manfaat, baik bagi dirinya, keluarga
maupun orang lain, bahkan bermanfaat bagi alam semesta, mukmin seperti inilah
yang akan memperoleh banyak keberuntungan dalam hidupnya di dunia maupun di
akhirat, Allah Swt berfirman:
قَدۡ
أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ١ ٱلَّذِينَ هُمۡ فِي صَلَاتِهِمۡ خَٰشِعُونَ ٢ وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَنِ ٱللَّغۡوِ مُعۡرِضُونَ ٣
Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang
beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya dan orang-orang yang
menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna (QS 23:1-3).
بارك الله لي ولكم في القرآن
العظيم . ونفعني وأياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم . وتقبل مني ومنكم تلاوته
إنه هو السميع العليم . وقل رب اغفر وارحم وأنت حير الراحمين
Khutbah 2
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ
جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْداً لِلْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحَّدَنَا بِعِيْدِهِ كَأُمَّةٍ
وَاحِدَةٍ، مِنْ غَيْرِ الأُمَم، وَنَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ إِحْسَانِهِ وَهُوَ
ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ
أَنْتَ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ، اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي
الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء
وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ.
الَلَّهُمَّ صَلِّ وَاُسَلِّمُ
عَلَى سيّدِنَا وحَبِيْبِناَ المُصْطَفَى، الَّذِّي بَلَّغَ الرِّسَالَةْ،
وَأَدَّى الأَمَانَةْ، وَنَصَحَ الأُمَّةْ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ
دَعاَ اِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ، وَجاَهَدَ فِيْ اللهِ حَقَّ جِهاَدِهِ.
اَمَّا بَعْدُ: عِبَادَ اللهِ،
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ!
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ
الْكَوْثَرَ (1)
فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2)
إِنَّ
شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرْ
Semarapura, 18 Oktober
2019
Penyuluh
Agama Islam Ahli Madya
Drs. Ahmad Yani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar