Pengeerjaan "RELIS" (RELigious Information System) dalam bentuk Video Rumah Ibadah Muslim di lima Kampung dan dua Masjid
dilembaga Pendidikan (Tim Kreatif PAI PNS dan Non PNS Kab.Klungkung) dengan hasil Sebagai berikut :
Kabupaten
Klungkung memiliki keunikan dan fotensi yang luar biasa,
dari
berbagai mutiara fotensi yang ada, ada satu mutiara berkilau yakni Desa Kampung
Gelgel .
Desa Kampung Gelgel termasuk satu
dari 18 Desa dan Kelurahandi
KecamatanKlungkung memiliki luas 8,5 Hektar dan penduduk 360 KK.
Kampung
Gelgel mengalami perkembangan, baik dari segi jumlah maupun aktivitas. Mereka
mengembangkan aktivitas di berbagai sektor seperti keagamaan, ekonomi, dan seni
budaya serta masyarakatnya sangat religious dengan pusat kegiatan di masjid
Nurul huda.
Kampung
Gelgel yang merupakan kampung muslim
pertama atau komunitas muslim pertama di pulau Bali yang keberadaanya seiring
kerajaan Gelgel.
Inilah Jejak wali Nusantara bertajuk Tatadan
(Pengiring Raja) : Pelopor KomunitasMuslim pertama di kabupaten klungkung
B.JEJAKWALI NUSANTARA
Menurut
sejarah,terbentuknya Masyarakat
MuslimPertamadi KabupatenKlungkungpada abadXIVlebih lanjutbuku “ SejarahMasuknya Islam di Bali ” menuturkanbahwapada masa Raja Dalem Ketut Ngelusir (Raja gelgel Pertama ) ketika beliau
usai menghadiri pertemuan di kerajaan Majapahit Pada Masa Raja Hayam Wuruk ) ketika
pulangbeliu mengajak, mengiringi atau“Natad “ 40 Orang Islam dari jawa , yang merupakan prajurit beragama
Islam, Selain itu sebagai bentuk kepatuhan terhadap Kerajaan Majapahit
yang berada di Mojokerto. Setelah acara tersebut selesai, Dalem Ketut Ngelesir
pulang ke negerinya (Bali) yaitu kerajaan Gelgel. Kembalinya Dalem Ketut
Ngelesir ke kerajaannya dengan diantar oleh empat puluh orang dari Majapahit
sebagai pengiring, dua diantaranya adalah Raden Modin dan Kiai
Abdul Jalil bersama 40 orang pengiring dari Majapahit.
kemudiandiberikan tempat Bermukim di timur Istana ( + 400 M) Kerajaan
Gelgel ,kemudian 40 Tatadan ini mendirikan tempat ibadah yang sangat sederhana
terbuat dari batang pohon kemudian rumah ibadah sederhana diperlebarkini
bernama Masjid Nurul Huda,inilahcikal bakal Masyarakat muslimPertamadi KecamatanKlungkungkini bernamaDesa Kampung Gelgel,
kemudian berkembang ke Kampung Islam Lebah, Sejalan dengan berpindahnya
kerajaan Gelgel ke Kerajaan Klungkung (Semarapura)
Perkembangan Selanjutnya 100 Orangmuslim yang datang pada periode kedua terjadi
pada pemerintahan Dalem Watu Renggong (Raja Gelgel Pengganti Dalem Ketut
Ngelesir 1480 - 1550 ) di ditadai dengan
aktifitas Dakwah kepada Raja dilakukan oleh Ratu Siti Fathimah ( meninggal dan
dimakamkan di Seme Jarat Desa satre, sayang Makamnya hayut di sungai tukad
jinah ketika gunung agung Meletus) didampingi Kyai Modin /Moderdan Raden Kyai Jalil
Raden
Modin dan Kiai Jalil ini menetap cukup lama tinggal di pusat kerajaan Gelgel
Klungkung. Namun dalam perkembangannya mereka meninggalkan Gelgel menuju ke
arah timur dan berhenti di desa Banjar Lebah (Kini Kampung Lebah) Raden Modin
menetap dan tidak melanjutkan perjalanan sampai meninggal dan dikuburkan di kampung lebah (sayang nisan kuburnya tidak ada) . sedang Kiai Jalil
tetap meneruskan perjalanan sampai di desa Saren sampai meninggal di desa
tersebut..(Makamnya masih terawatt di desa saren jawa
bude keling kab. Karangasem)
Enam
ratus Tahun Persaudarana (Menyama Braya) hidup Rukun, damai, Harmonis antara
Ummat Hindu dan Islam di Klungkung melahirkan “Nyame Selam “ (Persaudaraan Dg
Muslim) dan Nyame Hindu (Persaudaraan dengan Hindu) melahirkan Persaudaraan
Kekeluargaan (Menyame Braya) yang sangat Kental dan saling menghargai keyakinan
masing-masing.
C.KESENIANRUDATKAMPUNG GELGEL
Sejarah Kesenian rudat
tidak bisa dipisahkan dari sejarah keberadaan muslim pertama di Bali sekitar
abad ke 15 yakni muslim Kampung Gelgel. Keberadaan penduduk muslim di Desa
Kampung Gelgel berawal dari 40 orang prajurit yang merupakan pengiring/tatadan
Raja Klungkung ketika pulang dari Jawa setelah menghadiri pertemuan raja-raja
Nusantara. 40 orang prajurit yang dibawa dari Jawa tersebut semuanya beragama
Islam. Sesuai dengan tugas sebagai seorang prajurit, mereka pun menjadi abdi
Dalem yang bertugas melindungi raja. Mereka semua diberikan tempat tinggal di
Desa Kampung Gelgel yang letaknya tidak jauh dari pusat kerajaan Gelgel (
Klungkung ). Ini menandakan begitu dekatnya hubungan raja dengan 40 orang
prajurit tersebut. Bahkan mereka sudah dianggap layaknya saudara, semeton
selam.
Seiring dengan
perjalanan waktu, Kampung Gelgel mengalami perkembangan, baik dari segi jumlah
maupun aktivitas. Mereka mengembangkan aktivitas di berbagai sektor seperti
keagamaan, ekonomi, dan seni budaya. Salah satu seni budaya yang dikembangkan
oleh para leluhur Kampung Gelgel yang merupakan titisan darah prajurit adalah
Seni Rudat.
Sejatinya, Seni Rudat
menggambarkan barisan tentara / prajurit Islam menuju medan juang untuk membela
kebenaran mengusir penjajah dari bumi Nusantara.
Barisan Rudat tersebut
terdiri dari komandan, pengawal / kepala baris, pasukan, solis / penyanyi, dan
penabuh. Seni Rudat merupakan harmonisasi seni gerak, seni suara, dan seni
tabuh. Sarat dengan nilai-nilai yang memadukan nilai religius, nilai etika,
nilai estetika, nilai patriotisme, nilai kebersamaan dan kerukunan.
B. Maksud dan Tujuan
1. Melestarikan seni
budaya muslim.
2. Menanamkan kecintaan
kepada generasi muda terhadap seni tradisional yang bernuansa Islam.
3. Sebagai media
aktivitas dan kreativitas bagi generasi muda Kampung Gelgel.
4. Ikut serta meriahrayakan dalam setiap
perayaan hari besar keagamaan dan eventevent tertentu baik kabupaten maupun
provinsi.
5. Memupuk semangat
kebersamaan sesama warga desa dan kerukunan antaragama melalui media Seni
Rudat.
6. Menjadikan Seni
Rudat sebagai icon Kampung Gelgel.
D.Karakteristik
Rudat
1. Pemain Rudat terdiri
dari
a. 1 orang komandan,
b. 2 orang pengawal / kepala baris
c. 32 orang pasukan
d. 2 orang solis / penyanyi
e. 7 – 10 orang penabuh
2. Instrumen
a. 3 buah pedang untuk
komandan dan 2 orang pengawal / kepala baris
b. 1 buah peluit untuk
komandan
c. 1 drumb tenor
d. 5 – 8 kendang
e. 1 buah kesek
f. Instrumen lain
sesuai perkembangan
3. Gerakan Gerakan
Rudat merupakan kombinasi dari seni bela diri silat dan gerakan –gerakan yang
relevan dengan musik tabuh dan lagu.
4. Lagu / Syair Lagu /
syair yang dikembangkan dalam Seni Rudat adalah
a. Doa dan pujian
kepada Allah SWT
b. Sholawat kepada Nabi
Muhammad SAW
c. Lagu motivasi
berbahasa Arab, Indonesia, dan Bahasa Bali
5. Kostum / Seragam
Kostum Rudat yang dipakai merupakan perpaduan pakaian khas muslim (songkok),
pakaian prajurit ( angkatan laut / angkatan udara ), paskibraka, dan pakaian
daerah dengan atribut selempang motif keemasan yang melintang dari pundak ke
pinggang.
E.Pementasan
Rudat dipentaskan pada :
1. Hari Besar Keagamaan
Maulid Nabi Muhammad SAW Setiap perayaan Maulid Nabi, Rudat menjadi seni utama
yang dipentaskan di Kampung Gelgel.
Pementasannya dari
depan masjid Nurul Huda Kampung Gelgel menuju pertigaan Desa Gelgel yang di
iringi seluruh warga. Rudat ini juga disaksikan oleh warga Kampung Muslim se
Kabupaten Klungkung.
Rudat Kampung Gelgel
juga sering mendapat undangan untuk pentas di luar kampung seperti di Kampung
Saren Jawa Karangasem dalam event yang sama yakni perayaan Maulid Nabi.
2. Event Kabupaten
a. Hari Puputan
Klungkung
b. Hari Besar Nasional
c. Pengukuhan Raja
Klungkung yang dihadiri raja-raja se Nusantara
d. Festival Seni Budaya
Kabupaten Klungkung 3. Pesta Kesenian Bali ( PKB )
F.Perkembangan
Keanggotaan
Anggota Rudat tergabung
dalam kelompok “Sekehe Rudat Kampung Gelgel” dari usia 17 tahun sampai 40
tahun. Dalam perjalanannya, kelompok ini berkembang anggota pemainnya sampai
usia 50 tahun. Bahkan, Sekehe Rudat ini terbagi menjadi dua kelompok, Rudat
Junior dan Rudat Senior. Dari tahun ke tahun jumlah anggotanya terus bertambah,
yang semula puluhan orang, kini sudah mencapai ratusan orang.
Keberadaan
Rudat Kampung Gelgel sampai saat ini 80% adalah swadaya masyarakat dalam bentuk
a. Sumbangan sukarela (
infaq dan shodaqoh )
b. Dosan (denda) dari
anggota Rudat yang berhalangan hadir pada saat latihan Selain swadaya
masyarakat, keberadaan Rudat ini juga dibantu dari dana ADD yang dialokasikan
untuk pengembangan kesenian tradisional yang ada di Kampung Gelgel.
G.PENUTUP
Kesenian rudat, Masjid nurul huda besertamimbar dan menara didalamnya serta makam
dituakansebagai salah satu jejak wali
nusantara anda bisa kunjungi di desakampung gelgel yang kini berkembang menjadi desa konveksi dengan
pemasaaran di pasar Seni, oleh-oleh dan pasaran online Nasional maupun luar
negeri seperti Brunai, singapura dan Malaysia.
Berkunjunglah di desa kampong
Gelgel yang berada 3 KM selatan kota semarapurasebagai wisata religi jejak wali nusantara,
semoga berkah
Pengesahan: Menhum Dan Ham RI No: AHU-5117.AH.01.04 Th.
2010 Tgl. 27-12- 2010
NPWP :
31.247.664.1-907.00tgl. 12-11-2010
Jl.WR.
SupratmanGg. I No: 1
Semarapura–Klungkung. Telp.(0366)25332 /08283616546
PENANGANAN COVID 19
DI PANTI ASUHAN FAJAR DUA KLUNGKUNG
Usaha Penanganan dan mempercepat
penanggulangan Covid 19 Menuju New Normaldi Panti Asuhan Fajar Dua Klungkung sebagai beerikut :
1.Aktifitas
diluar area panti, segala jenis kegiatan atau keperluan sebisa mungkin hanya
dilakukan / diwakilkan oleh 1 (Satu) orang petugas panti yang telah disepakati
untuk menjalankan seluruh tugas diluar,
seperti kepasar, mengirim laporan, dan lainnya.
2.Setiap
petugas yang menjalankan tugas diluar panti, diwajibkan menggunakan masker,
membawa handsanitaiser, dan mencuci tangan setelah tiba dipanti.
3.Menyediakan
masker, sabun cuci tangan, serta handsanitiser untuk semua penghuni dan pengunjung
Panti Asuhan Fajar Dua
4.Mebatasi
jumlah pengujung yang ingin memberikan donasi maksimal 2 orang dalam sekali
kunjungan langsung ke panti.
5.Mewajibkan
setiap pengunjung untuk selalu menggunakan masker, mencuci tangan dan
menggunakan handsanitiser.
6.Setiap
kunjungan dari tamu hanya melibatkan staf atau pengurus panti, tanpa ada kontak
fisik dalam kegiatan kunjungan
7.Interaksi
dengan penghuni panti masih tetap bisa dilakukan namun harus tetap dengan
standar sosial distancing yamg telah ditentukan.
8.penggunaan
masker untuk semua penghuni panti dalam menerima kunjungan.
9.Menyediakan
tempat cuci tangan ditempat yang lebih terbuka sehingga lebih mudah untuk
digunakan setiap saat oleh pengunjung dan penghuni
10.Melakukan
penyemprotan disinfektan skala kecil sesaat setelah selesai menerima kunjungan
tamu dari luar.
11.Mengatur
jarak tempat tidur dengan system satu tempat tidur untuk satu anak dengan jarak
tempat tidur minimal 1 meter.
12.Mengatur
kembali jenis olah raga yang dapat dilakukan dengan standar sosial distancing,
dan tetap jaga kebersihan diri
13.Menghentikan
sementara kegiatan yang menimbulkan kerumunan dan interaksi langsung dengan
penghuni panti
14.Menghentikan
kegiatan kunjungan anak ke keluarga dan kunjungan keluarga ke anak sampai batas
waktu yang belum ditentukan.
15.Menjalankan
Ibadah Sholat dipanti dengan mengatur jarak 1 M dan memakai masker
Demikian Usaha
Penanganan dan mempercepat penanggulangan Covid 19 Menuju New Normaldi Panti Asuhan Fajar Dua Klungkung
إنَّ الحمد لله، نحمده
ونستعينه، ونستغفره ونتوب إليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من
يَهْدِهِ اللهُ فلا مُضِلَّ له، ومن يُضْلِلْ فلا هاديَ له، وأشهد أنْ لا إله إلا
الله وحده لا شريك له ولا مثيل له ولا نِدَّ له، وأشهدُ أنَّ محمداً عبده ورسوله
وصفيّه وخليله، أرسله الله بشيراً ونذيراً وداعياً إلى الله بإذنه وسراجاً
وَهَّاجاً وقمراً منيراً. بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح الأمة وجاهد في الله حق
جهاده.
اللهم صل على محمد وعلى
آله وأزواجه وأصحابه الأخيار رضوان الله عليهم ومن دعا بدعوته وسلك سلوكَه واتبع
سنتَه إلى يومِ الدين .
أما بعد فيا عباد الله،
أوصي نفسي وإيّاكم بتقوى الله العظيم، وأحثّكم على طاعة الله الكري
اَللهُ
اَكْبَرُاَللهُ اَكْبَرُوَللهِ الْحَمْدُ
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati
Allah SWT
Surat ash-Shaffat ayat 99 sampai dengan ayat 111.
MengisahkanNabiyullah Ibrahim dan
Putranya Nabi Ismail melaksanakan
perintah Allah SWTdenganNabi Ismail sebagai obyek Penyemblihan yang
kemudian diganti dengan Seekor Kambing , Meskipun demikian praktik Qurban sebenarnya sudah dilaksanakan
putra Nabi Adam yakni Qabil dan Habil. Dengan hasil ahirQurban yang diterima adalah kurban Habil
bukan Qabil. Itu pun bukan daging atau darah yang Allah terima namun ketulusan
hati dan ketakwaan dari si pemberi Qurban
Daging-daging unta dan darahnya itu
sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari
kamulah yang dapat mencapainya(Qs. Surat Al Haj ayat 37)
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati
Allah SWT
Hari raya Idul Adha saat ini dalamSuasana pademi Covid 19, merupakn jenis
penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu
SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona.
Ada tiga hikmahdari Ibadah Qurban di
masa Covid 19 ini :
Pertama,Totalitas
kepatuhan kepada Allah subhânau wata’âla. Nabi Ibrahim yang
mendapat julukan “khalilullah” (kekasih Allah) mendapat ujian berat pada saat
rasa bahagianya meluap-luap dengan kehadiran sang buah hati di dalam rumah
tangganya. Lewat perintah menyembelih Ismail, Allah seolah hendak mengingatkan
Nabi Ibrahim bahwa anak hanyalah titipa,.betapapun mahal dan sayang tak boleh
melengahkan kita bahwa hanya Allahlah tujuan akhir dari rasa cinta dan
ketaatan.
Pelajaran kedua adalah tentang kemuliaan manusia. Dalam kisah itu di satu sisi
kita diingatkan untuk jangan menganggap mahal sesuatu bila itu untuk
mempertahankan nilai-nilai ketuhanan, namun di sisi lain kita juga diimbau
untuk tidak meremehkan nyawa dan darah manusia. Penggantian Nabi Ismail dengan
domba besar adalah pesan nyata bahwa pengorbanan dalam bentuk tubuh
manusia—sebagaimana yang berlangsung dalam tradisi sejumlah kelompok pada zaman
dulu—adalah hal yang diharamkan.
Pelajaran yang ketiga yang bisa kita ambil adalah tentang hakikat pengorbanan.
Sedekah daging hewan kurban hanyalah simbol dari makna korban yang sejatinya
sangat luas, meliputi pengorbanan dalam wujud harta benda, tenaga, pikiran,
waktu, dan lain sebagainya.
Begitu pula dimasa
pandemi Covid 19 pengorbanan itu dalam wujud kedisiplinan melaksanakan protokol Kesehatan dengan selalu
; Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, Memakan makanan
yang bergizi ,tetap fit dan berdo'a.
kemudian membiasakan diri
Berteman dengan
kondisi Pandemi (New Normal)
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati
Allah SWT
Pengorbanan merupakan manifestasi dari kesadaran kita sebagai makhluk
sosial.Bila masing-masing manusia
sekadar memenuhi ego dan kebutuhan sendiri tanpa peduli dengan kebutuhan orang
lain, alangkah kacaunya kehidupan ini. kita mesti mengorbankan sedikit waktun misalnya, untuk mengantre dalam sebuah loket
pejualan tiket, bersedia menghentikan sejenak kendaraannya saat lampu merah
lalu lintas menyala, kedisiplinan melaksanakan protokol Kesehatan, Sebab, keserakahan
hanya layak dimiliki para binatang. Di sinilah perlunya kita “menyembelih” ego
kebinatangan kita, untuk menggapai kedekatan (qurb) kepada Allah, karena
esensi kurban adalah solidaritas sesama dan ketulusan murni untuk mengharap
keridhaan Allah.
Akhirnya
marilah kita berdoa, memohon kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang,
untuk kebaikan kita dan umat Islam dimana saja berada: