HIKMAH QURBAN DIMASA
PADEMI COVID 19
Oleh : Drs. Ahmad Yani
الله أكبر/ الله أكبر/ الله أكبر/ الله أكبر/ الله أكبر/ الله أكبر/ الله
أكبر/ الله أكبر/ الله أكبر
اَللهُ أَكْبَرْ
كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ
وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ
أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ
إنَّ الحمد لله، نحمده
ونستعينه، ونستغفره ونتوب إليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من
يَهْدِهِ اللهُ فلا مُضِلَّ له، ومن يُضْلِلْ فلا هاديَ له، وأشهد أنْ لا إله إلا
الله وحده لا شريك له ولا مثيل له ولا نِدَّ له، وأشهدُ أنَّ محمداً عبده ورسوله
وصفيّه وخليله، أرسله الله بشيراً ونذيراً وداعياً إلى الله بإذنه وسراجاً
وَهَّاجاً وقمراً منيراً. بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح الأمة وجاهد في الله حق
جهاده.
اللهم صل على محمد وعلى
آله وأزواجه وأصحابه الأخيار رضوان الله عليهم ومن دعا بدعوته وسلك سلوكَه واتبع
سنتَه إلى يومِ الدين .
أما بعد فيا عباد الله،
أوصي نفسي وإيّاكم بتقوى الله العظيم، وأحثّكم على طاعة الله الكري
اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati
Allah SWT
Surat ash-Shaffat ayat 99 sampai dengan ayat 111.
Mengisahkan Nabiyullah Ibrahim dan
Putranya Nabi Ismail melaksanakan
perintah Allah SWT dengan Nabi Ismail sebagai obyek Penyemblihan yang
kemudian diganti dengan Seekor Kambing , Meskipun demikian praktik Qurban sebenarnya sudah dilaksanakan
putra Nabi Adam yakni Qabil dan Habil. Dengan hasil ahir Qurban yang diterima adalah kurban Habil
bukan Qabil. Itu pun bukan daging atau darah yang Allah terima namun ketulusan
hati dan ketakwaan dari si pemberi Qurban
لَنْ يَنَالَ
اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ
Daging-daging unta dan darahnya itu
sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari
kamulah yang dapat mencapainya (Qs. Surat Al Haj ayat 37)
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati
Allah SWT
Hari raya Idul Adha saat ini dalam Suasana pademi Covid 19, merupakn jenis
penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu
SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona.
Ada tiga hikmah dari Ibadah Qurban di
masa Covid 19 ini :
Pertama, Totalitas
kepatuhan kepada Allah subhânau wata’âla. Nabi Ibrahim yang
mendapat julukan “khalilullah” (kekasih Allah) mendapat ujian berat pada saat
rasa bahagianya meluap-luap dengan kehadiran sang buah hati di dalam rumah
tangganya. Lewat perintah menyembelih Ismail, Allah seolah hendak mengingatkan
Nabi Ibrahim bahwa anak hanyalah titipa,.betapapun mahal dan sayang tak boleh
melengahkan kita bahwa hanya Allahlah tujuan akhir dari rasa cinta dan
ketaatan.
Pelajaran kedua adalah tentang kemuliaan manusia. Dalam kisah itu di satu sisi
kita diingatkan untuk jangan menganggap mahal sesuatu bila itu untuk
mempertahankan nilai-nilai ketuhanan, namun di sisi lain kita juga diimbau
untuk tidak meremehkan nyawa dan darah manusia. Penggantian Nabi Ismail dengan
domba besar adalah pesan nyata bahwa pengorbanan dalam bentuk tubuh
manusia—sebagaimana yang berlangsung dalam tradisi sejumlah kelompok pada zaman
dulu—adalah hal yang diharamkan.
Pelajaran yang ketiga yang bisa kita ambil adalah tentang hakikat pengorbanan.
Sedekah daging hewan kurban hanyalah simbol dari makna korban yang sejatinya
sangat luas, meliputi pengorbanan dalam wujud harta benda, tenaga, pikiran,
waktu, dan lain sebagainya.
Begitu pula dimasa
pandemi Covid 19 pengorbanan itu dalam wujud kedisiplinan melaksanakan protokol Kesehatan dengan selalu
; Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, Memakan makanan
yang bergizi , tetap fit dan berdo'a.
kemudian membiasakan diri
Berteman dengan
kondisi Pandemi (New Normal)
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati
Allah SWT
Pengorbanan merupakan manifestasi dari kesadaran kita sebagai makhluk
sosial. Bila masing-masing manusia
sekadar memenuhi ego dan kebutuhan sendiri tanpa peduli dengan kebutuhan orang
lain, alangkah kacaunya kehidupan ini. kita mesti mengorbankan sedikit waktun misalnya, untuk mengantre dalam sebuah loket
pejualan tiket, bersedia menghentikan sejenak kendaraannya saat lampu merah
lalu lintas menyala, kedisiplinan melaksanakan protokol Kesehatan, Sebab, keserakahan
hanya layak dimiliki para binatang. Di sinilah perlunya kita “menyembelih” ego
kebinatangan kita, untuk menggapai kedekatan (qurb) kepada Allah, karena
esensi kurban adalah solidaritas sesama dan ketulusan murni untuk mengharap
keridhaan Allah.
Akhirnya
marilah kita berdoa, memohon kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang,
untuk kebaikan kita dan umat Islam dimana saja berada:
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.
رَبَّنَا
ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ
مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ
تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنـَا إِنَّكَ
رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
اَللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ
وَعَمَلٍ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ
قَوْلٍ وَعَمَلٍ.
اَللَّهُمَّ
أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ
يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اَللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا
مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ
وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ.
اَللَّهُمَّ
اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ
وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ
وَالإِكْرَامِ.
اَللَّهُمَّ
انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ
مَكَانٍ.
اَللَّهُمَّ
أَفْرِغْ عَلَيْهِمْ صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى
عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ.
اَللَّهُمَّ
اكْتُبِ الشَّهَادَةَ عَلَى مَوْتَاهُمْ وَاكْتُبِ السَّلاَمَةَ عَلَى
أَحْيَائِهِمْ.
اللهُمَّ
ارْفَعْ عَنَّا الغَلا وَالوَبَاء وَالرِّبا وَالزِّنا وَالزَّلازِلَ وَالمِحَنَ،
وَسُوءَ الفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَما بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً
وَعَنْ سَائِرِ بِلادِ المُسْلِمِينَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أِرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
رَبَّنَا
تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا
إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
وَصَلَّى
اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ
عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
.
والسلام عليكم ورحمة
الله وبركاته
Klungkung, 13
Juli 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar