Rabu, 30 September 2020

HAKIKAT BERSYUKUR KEMBALI UNTUK DIRI PELAKU


Drs. Ahmad Yani
 

A. PENDAHULUAN


Bersyukur berarti berterima Kasih pada Allah SWT (Tuhan Yang Maha Esa) atas Pemberian Kenikmatan yang dirasakan atau yang dinikmati dalam bentuk zahir (Yang Terlihat) seperti harta yang bertambah,Jabatan,Istri yang sholehah atau anak yang berbakti (Sholeh Sholehah ataupun batin (Yang tidak kelihatan Tapi dirasakan misal: ketentraman hati, kebahagiaan keluarga, kekhusyuan shalat, ataupun nikmat-nikmat yang nanti akan kita terima di akherat nanti.Sebaliknya Kalau Tidak Berterimakasih/Bersyukur (Kufur) maka imbasnya "Azab Allah " bentuknya adalah dicabutnya nikmat dengan berbagai cara. Bentuk-bentuk siksaan lain misalnya adalah dicabutnya rasa takut kita untuk berbuat dosa, kita tidak lagi merasa rindu dengan surga ketika diceritakan, dll.

Apa Hubungannya bersyukur dengan pelakunya sendiri ?


B. DASAR :


1. QS. Surat Ibrahim ayat 7 :


وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ


Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS. Surat Ibrahim ayat 7 )


2. QS. Surat Luqman Ayat 12

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّبِعُواْ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُواْ بَلۡ نَتَّبِعُ مَا وَجَدۡنَا عَلَيۡهِ ءَابَآءَنَآۚ أَوَلَوۡ كَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ يَدۡعُوهُمۡ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلسَّعِيرِ ٢١


Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS.Luqman ayat 21)


C. PERBUATAN BAIK UNTUK PELAKUNYA SENDIRI




Pada ayat diatas Allah mengumumkan kepada kita bahwa jika kita bersyukur atas nikmat-Nikmat yang kita terima, maka Allah akan menambah nikmat diatas kenikmatan yang telah diberikan-Nya pada kita. Tambahan nikmat yang dimaksud disini bisa berbentuk zahir (seperti harta yang bertambah), ataupun batin (misal: ketentraman hati, kebahagiaan keluarga, kekhusyuan shalat, ataupun nikmat-nikmat yang nanti akan kita terima di akherat nanti).
Kemudian ketika hamba-Nya kufur nikmat, bahasa yang digunakan Allah dalam ayat diatas tidak dengan “akan aku adzab” (semodel dng ketika bersyukur: akan aku tambah nikmat), tapi cukup dengan warning bahwa “adzab-Ku sangat pedih”. 
Jadi kalau nantinya seseorang mendapatkan adzab, itu adalah hasil dari apa yang dia lakukan sendiri, bukan karena Allah. Sebagaimana dengan nikmat, makna “adzab” pun bermacam-macam. Bisa saja bentuknya adalah dicabutnya nikmat dengan berbagai cara. Bentuk-bentuk siksaan lain misalnya adalah dicabutnya rasa takut kita untuk berbuat dosa, kita tidak lagi merasa rindu dengan surga ketika diceritakan, dll.
Selanjutnya Konsep Al-Quran diatas mengatakan bahwa setiap perbuatan itu akan kembali kepada diri pelakunya sendiri. Allah SAW (Tuhan Yang Maha Esa) tidak membutuhkan perbuatan baik kita, tapi kitalah yang membutuhkannya.Seperti dalam ayat lain : “In ahsantum ahsantum li anfusikum, wa in asa’tum fa laha”
(jika kalian berbuat baik sejatinya itu perbuatan baik untuk diri kalian sendiri, demikian juga dengan perbuatan buruk juga akan kembali kepada pelakunya sendiri).
Demikian juga dengan bersyukur. Allah tidak membutuhkan syukur kita, tapi kitalah yang membutuhkan syukur itu untuk diri kita sendiri. 
Jika seluruh makhluq kufur pun, tidak akan mengurangi kekuasan dan kekayaan Allah SWT.

 

D. SIMPULAN


1. Perintah Bersyukur (Berterima Kasih Pada Allah SWT) QS. Surat Ibrahim ayat 7 sedangkan Hakikat bersukur  Kembali pada diri pelaku QS. Surat Luqman Ayat 12.
2. Allah tidak membutuhkan syukur kita, tapi kitalah yang membutuhkan syukur itu untuk diri kita sendiri. Jika seluruh makhluq kufur pun, tidak akan mengurangi kekuasan dan kekayaan Allah SWT.


3. Warning Allah SWT bahwa : " Adzab-Ku sangat pedih”. bermakna kalau nantinya seseorang mendapatkan adzab, itu adalah hasil dari apa yang dia lakukan sendiri, bukan karena Allah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar